Pengobatan Undescended Testicle pada Bayi Laki-laki

Pengobatan Undescended Testicle pada Bayi Laki-laki

  • 14/09/2023
  • News

wellcareforyou - Undescended testicle, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan buah pelir yang tidak turun, adalah kondisi medis yang sering terjadi pada bayi laki-laki. Kondisi ini terjadi ketika buah pelir atau testis bayi tidak turun dari rongga perut seperti yang seharusnya, atau turun secara tidak sempurna ke dalam kantung pelir atau skrotum yang terletak di bawah penis. Untuk mengatasi kondisi ini, perlu dilakukan tindakan medis yang tepat agar bayi dapat tumbuh dengan sehat dan menghindari komplikasi di masa depan.

Pendekatan Awal


Ketika bayi yang baru lahir mengalami undescended testicle, dokter biasanya akan memberikan rekomendasi kepada orang tua untuk menunggu dan mengamati kondisi tersebut hingga bayi berusia sekitar 6 bulan. Pada beberapa kasus, testis bisa turun dengan sendirinya tanpa memerlukan tindakan lebih lanjut. Namun, jika hingga usia 6 bulan testis masih belum turun ke dalam skrotum, maka tindakan medis menjadi penting.

Tindakan Pembedahan


Metode utama untuk memperbaiki posisi testis yang tidak turun adalah dengan melakukan pembedahan, yang disebut dengan orchiopexy. Pembedahan ini biasanya direkomendasikan untuk dilakukan sebelum bayi mencapai usia 1 tahun. Hal ini disarankan karena penanganan yang lebih cepat dapat memberikan hasil yang lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi di masa depan, seperti risiko ketidaksuburan, atrofi (penyusutan dan kerusakan) testis, dan bahkan risiko kanker testis.

Metode Bedah Terbuka


Pada metode bedah terbuka, dokter akan membuat sayatan di perut atau di area lipatan paha (inguinal) pasien untuk mencapai testis yang tidak turun sempurna. Setelah itu, dokter akan memposisikan testis tersebut ke dalam skrotum dan membuat jahitan untuk menahannya agar tetap berada di dalam skrotum. Prosedur ini memiliki beberapa keunggulan, seperti

Membenarkan Posisi Testis - Prosedur ini mampu membenarkan posisi testis yang tidak turun sempurna dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada jaringan testis.

Waktu Operasi Singkat - Prosedur ini hanya memerlukan waktu operasi yang relatif singkat, sekitar satu jam.

Jahitan Diserap - Jahitan yang digunakan dapat diserap oleh tubuh, sehingga tidak perlu dikeluarkan.

Keberhasilan Tinggi - Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi.
Namun, metode bedah terbuka juga memiliki beberapa risiko, seperti kemungkinan kembali terjadinya undescended testicle, testis yang rusak dan perlu diangkat, perdarahan, memar, infeksi di area luka operasi, dan risiko aliran darah yang tidak optimal ke testis yang baru diposisikan.

Baca juga Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan Varikokel

Metode Bedah Laparoskopi


Prosedur bedah laparoskopi melibatkan sayatan yang lebih kecil pada perut pasien. Dokter memasukkan selang dengan kamera dan lampu kecil di ujungnya untuk memeriksa bagian dalam perut pasien. Metode ini memiliki beberapa kelebihan, seperti bekas luka yang lebih kecil, pemulihan yang lebih cepat, dan rasa nyeri pasca operasi yang lebih ringan.
Prosedur laparoskopi juga dapat digunakan untuk mencari dan memastikan posisi testis pada kasus di mana posisi testis tidak dapat teraba dari luar. Keuntungan lainnya adalah penggunaan benang yang dapat diserap oleh tubuh, sehingga tidak perlu operasi susulan untuk melepaskannya.
Namun, seperti metode bedah terbuka, orchiopexy dengan teknik laparoskopi juga memiliki risiko, termasuk kemungkinan kembali terjadinya undescended testicle, testis yang rusak dan perlu diangkat, perdarahan, memar, infeksi, dan risiko atrofi jaringan testis akibat aliran darah yang tidak optimal.
Masa Pemulihan: Pasien yang menjalani orchiopexy dengan teknik laparoskopi biasanya perlu dirawat inap selama satu malam di rumah sakit.
Pengobatan undescended testicle pada bayi laki-laki melibatkan pembedahan untuk memposisikan testis ke dalam skrotum. Metode bedah terbuka dan laparoskopi adalah dua opsi utama yang dapat dipertimbangkan, masing-masing dengan kelebihan dan risiko tertentu. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi bayi Anda agar dapat memastikan hasil yang terbaik dan mencegah komplikasi di masa depan. Selalu perhatikan proses pemulihan dan tindak lanjuti dengan dokter untuk memastikan kesehatan testis bayi Anda.

Read More
Kenali Beragam Makanan dan Minuman Penyebab Asam Urat

Kenali Beragam Makanan dan Minuman Penyebab Asam Urat

  • 13/09/2023
  • News

wellcareforyou - Asam urat adalah kondisi medis yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Gejalanya seringkali terasa pada persendian, dan jika parah, dapat menyebabkan pembentukan benjolan di area tersebut. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan purin yang membentuk kristal di persendian.
Selain faktor genetik dan kondisi medis lainnya, makanan sehari-hari juga dapat menjadi penyebab asam urat yang perlu diperhatikan. Inilah daftar makanan penyebab asam urat yang sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dengan bijak.

1. Bayam


Bayam adalah sayuran hijau sehat yang kaya akan zat besi dan serat, cocok untuk mereka yang menjalani diet penurunan berat badan. Namun, bayam juga memiliki kandungan purin yang tinggi, dengan 100 gram bayam mengandung 57 mg purin. Oleh karena itu, sebaiknya perhatikan porsi konsumsi bayam.

2. Brokoli


Brokoli, sayuran yang kaya akan vitamin C, vitamin K, dan antioksidan, juga memiliki kandungan purin sebanyak 81 mg per 100 gram. Meskipun memiliki banyak manfaat, konsumsi brokoli perlu diatur dengan baik bagi penderita asam urat.

3. Kismis


Kismis, yang sering digunakan dalam kue dan roti, mengandung potasium, zat besi, dan vitamin B yang tinggi. Namun, 100 gram kismis mengandung 107 mg purin, sehingga harus dikonsumsi dengan bijak oleh penderita asam urat.

4. Pisang


Buah pisang mengandung 57 mg purin per 100 gram. Meskipun tinggi potasium, konsumsi pisang perlu seimbang dengan buah lain untuk mencegah timbulnya asam urat.

5. Kacang-kacangan


Segala jenis kacang-kacangan, termasuk tahu dan tempe yang merupakan makanan tradisional Indonesia, mengandung lebih dari 200 mg purin per 100 gram. Penderita asam urat perlu membatasi konsumsi kacang-kacangan.

6. Daging Ayam


Daging ayam, meskipun dianggap lebih rendah purin daripada daging merah, tetap mengandung 170 mg purin per 100 gram. Konsumsi daging ayam sebaiknya dibatasi.

7. Daging Sapi


Dalam 100 gram daging sapi terdapat 133 mg purin. Penderita asam urat perlu memperhatikan asupan daging merah ini.

8. Salmon


Meskipun kaya akan omega-3, 100 gram ikan salmon mengandung 170 mg purin, sehingga perlu dihindari dalam jumlah berlebihan.

9. Daging Babi


Daging babi mengandung 166 mg purin per 100 gram. Konsumsi harus dikendalikan oleh penderita asam urat.

10. Udang


Udang mengandung 147 mg purin per 100 gram. Meskipun memiliki manfaat gizi, konsumsi harus dijaga agar tidak berlebihan.

11. Daging Bebek


Daging bebek mengandung 138 mg purin per 100 gram. Meskipun kaya akan nutrisi, konsumsi harus dibatasi oleh penderita asam urat.

12. Kerang


Kerang mengandung 136 mg purin per 100 gram, sehingga perlu diatur agar tidak berdampak pada asam urat.

13. Tiram


Tiram mengandung 90 mg purin per 100 gram, dan konsumsinya harus dikontrol dengan baik.

14. Jamur


Sayuran jamur mengandung 58 mg purin per 100 gram. Meskipun kaya akan nutrisi, konsumsi perlu diatur dengan bijak.

15. Alkohol


Minuman beralkohol seperti beer dan wine dapat meningkatkan risiko asam urat. Oleh karena itu, penderita asam urat sebaiknya membatasi dan menghindari konsumsi alkohol.

Baca juga Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan Radang Amandel

16. Minuman Dalam Kemasan


Minuman manis dalam kemasan seperti energy drink dan soda yang tinggi gula dapat berhubungan dengan asam urat. Konsumsi minuman ini juga harus diatur dengan bijak.
Untuk mencegah asam urat, disarankan untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung purin tinggi. Selain itu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk penanganan yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan individu Anda.

Read More
Penyebab, Gejala, dan Diagnosis Penyakit Asam Urat

Penyebab, Gejala, dan Diagnosis Penyakit Asam Urat

  • 13/09/2023
  • News

wellcareforyou - Penyakit asam urat adalah kondisi yang sering kali menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan, pembengkakan, serta rasa panas di area persendian. Semua sendi di tubuh berisiko terkena asam urat, tetapi sendi yang paling sering terserang adalah jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.
Umumnya, penyakit ini lebih sering menyerang pria, terutama mereka yang berusia di atas 30 tahun. Namun, pada wanita, penyakit asam urat dapat muncul setelah terkena menopause. Rasa sakit yang dialami oleh penderita asam urat dapat berlangsung selama 3 hingga 10 hari, dengan perkembangan gejala yang sangat cepat dalam beberapa jam pertama.
Seringkali, orang salah kaprah dengan menyamakan penyakit asam urat dengan rematik. Padahal, rematik adalah istilah yang menggambarkan rasa sakit pada persendian atau otot yang mengalami peradangan.

Gejala Penyakit Asam Urat


Terdapat beberapa gejala penyakit asam urat yang umum terjadi, di antaranya

Nyeri sendi yang intens


Penyakit asam urat biasanya mempengaruhi jempol kaki, tetapi dapat terjadi di bagian sendi mana pun. Sendi lain yang sering terkena adalah pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari. Rasa sakit yang paling parah terjadi dalam empat hingga 12 jam pertama serangan penyakit asam urat.

Rasa tidak nyaman dalam jangka panjang


Setelah rasa sakit yang paling parah mereda, rasa tidak nyaman pada sendi dapat terjadi lagi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian. Serangan selanjutnya cenderung bertahan lebih lama dan memengaruhi lebih banyak persendian.

Peradangan dan kemerahan


Sendi yang terkena asam urat bisa membengkak, terasa lunak, hangat, dan tampak merah.

Rentang gerak terbatas


Saat asam urat berkembang, penderita mungkin tidak dapat menggerakan persendian secara normal.

Penyebab Penyakit Asam Urat


Asam urat adalah senyawa alami yang diproduksi oleh tubuh untuk mengurai purin, yang memiliki beberapa fungsi penting bagi tubuh, seperti mengatur pertumbuhan sel dan menyediakan energi. Biasanya, asam urat akan dibuang melalui urine setelah selesai digunakan oleh tubuh. Namun, terkadang tubuh dapat menghasilkan terlalu banyak asam urat atau ginjal mengalami gangguan sehingga mengeluarkan terlalu sedikit asam urat.
Ketika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk dan membentuk kristal urat tajam seperti jarum di dalam sendi atau jaringan di sekitarnya, yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan.

Faktor Risiko Penyakit Asam Urat


Beberapa faktor dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah seseorang, antara lain

Pola makan


Mengonsumsi daging merah dan kerang secara berlebihan, terutama sumber makanan yang mengandung banyak purin, dapat memicu penyakit asam urat. Minum minuman manis yang mengandung fruktosa juga dapat meningkatkan kadar asam urat, termasuk alkohol.

Berat badan berlebih


Kelebihan berat badan dapat meningkatkan produksi asam urat oleh tubuh, sementara ginjal menjadi lebih sulit menghilangkan asam urat.

Riwayat medis


Penyakit dan kondisi medis tertentu, seperti tekanan darah tinggi yang tidak diobati, diabetes, obesitas, sindrom metabolik, dan penyakit jantung dan ginjal, dapat meningkatkan risiko asam urat.

Mengonsumsi obat-obatan tertentu


Beberapa obat yang digunakan untuk mengontrol hipertensi dan obat yang diresepkan untuk orang yang menjalani transplantasi organ juga dapat meningkatkan kadar asam urat.

Riwayat keluarga


Jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit asam urat, maka kemungkinan Anda juga akan memiliki risiko yang lebih tinggi.

Usia dan jenis kelamin


Penyakit asam urat lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun, setelah menopause, kadar asam urat pada wanita bisa mendekati pria. Pria juga lebih mungkin terkena asam urat lebih awal, yaitu antara usia 30 hingga 50 tahun. Sedangkan wanita lebih mungkin mengalami asam urat setelah menopause.

Operasi atau trauma


Mengalami operasi atau trauma yang baru terjadi kadang dapat memicu serangan asam urat.

Baca juga Kenali Beragam Makanan dan Minuman Penyebab Asam Urat

Diagnosis Penyakit Asam Urat


Untuk memastikan apakah gejala tertentu merupakan indikasi penyakit asam urat atau bukan, dokter akan melakukan beberapa langkah diagnosis. Ini mungkin melibatkan pertanyaan tentang riwayat penyakit pasien, seberapa sering gejala muncul, dan pemeriksaan lokasi sendi yang sakit.
Selain itu, ada juga pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan untuk memastikan diagnosis, seperti cek darah untuk mengukur kadar asam urat dan kreatinin dalam darah, tes urine 24 jam untuk mengukur kadar asam urat dalam urine, cek cairan sendi untuk mengambil cairan sinovial pada sendi yang terasa sakit, dan tes pencitraan seperti foto rontgen atau USG untuk mengetahui penyebab radang pada sendi, serta deteksi kristal asam urat pada sendi.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko, segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Kesadaran dan tindakan cepat dapat membantu mengendalikan penyakit asam urat dengan lebih baik.

Read More
Perlukah Tindakan Operasi untuk Radang Amandel

Perlukah Tindakan Operasi untuk Radang Amandel

  • 12/09/2023
  • News

wellcareforyou - Amandel atau tonsil adalah struktur kecil yang terletak di tenggorokan kita, yang berperan sebagai perlindungan terhadap infeksi bakteri dan virus yang masuk melalui hidung dan mulut. Mereka memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh kita, dengan kandungan sel darah putih yang berfungsi untuk melawan kuman. Ketika amandel mengalami infeksi, mereka dapat meradang dan mengalami pembengkakan, yang seringkali disertai dengan gejala seperti demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
Biasanya, radang amandel dapat diatasi dengan mengkonsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Namun, dalam beberapa kasus, tindakan operasi amandel menjadi pilihan yang disarankan oleh dokter. Pertanyaannya, apakah operasi amandel selalu diperlukan untuk mengatasi radang amandel?

Alasan Pasien Memerlukan Operasi Amandel


Ada beberapa alasan mengapa para pasien yang mengalami radang amandel membutuhkan metode operasi untuk penanganannya dan berikut beberapa diantaranya.

Frekuensi Infeksi Amandel yang Tinggi


Jika amandel sering mengalami infeksi, yang biasa disebut tonsilitis, maka operasi amandel mungkin menjadi pilihan terbaik. Dokter biasanya merekomendasikan operasi tonsil jika infeksi amandel terjadi sekitar tujuh kali dalam setahun atau lima kali dalam dua tahun.

Pembesaran Amandel yang Menghambat Pernapasan


Amandel yang membesar dan bengkak dapat menghambat jalannya napas, terutama saat tidur. Ini dapat menyebabkan gangguan tidur seperti sleep apnea dan menghasilkan gejala seperti dengkuran atau berhenti napas saat tidur.

Komplikasi Serius


Selain sleep apnea, amandel yang meradang dapat menyebabkan komplikasi serius lainnya, seperti abses peritonsil yang dapat mengakibatkan nanah di sekitar amandel, kanker amandel yang dapat disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV), atau pembentukan batu amandel yang menghasilkan bau mulut yang tidak sedap.

Prosedur Operasi Amandel


Operasi amandel biasanya dilakukan ketika pengobatan konvensional tidak efektif atau ketika amandel menyebabkan gangguan serius pada aktivitas sehari-hari. Sebelum operasi, pasien akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut, dan ada persiapan yang perlu dilakukan sebelum tindakan tersebut.
Sebelum operasi, dokter akan memberikan anestesi umum agar pasien tidak merasakan sakit selama pengangkatan amandel. Kemudian, dokter akan melakukan pembedahan dengan menggunakan alat berenergi tinggi untuk menghancurkan jaringan amandel yang terinfeksi dan menghentikan pendarahan. Durasi operasi dapat bervariasi, tetapi umumnya berlangsung antara 20 hingga 60 menit, tergantung pada kondisi pasien.
Waktu pemulihan setelah operasi amandel biasanya berkisar antara 7 hingga 10 hari untuk anak-anak dan bisa lebih lama untuk pasien dewasa dengan amandel yang sangat meradang. Selama periode pemulihan, pasien disarankan untuk mengonsumsi makanan lembut seperti es krim, yogurt, dan makanan berkuah untuk mengurangi rasa sakit.

Baca juga Deep Vein Thrombosis (DVT), Kondisi Pembekuan Darah yang Perlu Diwaspadai

Efek Samping Setelah Operasi Amandel


Selama masa pemulihan pasca operasi amandel, beberapa pasien mungkin dapat mengalami beberapa efek samping yang tidak nyaman, termasuk
Nyeri tenggorokan selama 1-2 minggu.
Nyeri di sekitar telinga, leher, dan rahang.
Mual dan muntah dalam beberapa hari pertama.
Bau mulut yang tak sedap.
Demam ringan.
Pembengkakan lidah dan tenggorokan.
Kesulitan tidur karena rasa tidak nyaman di tenggorokan.
Kesulitan berbicara.
Pendarahan ringan, yang umumnya terjadi setelah luka pasca operasi mengelupas dengan sendirinya.
Meskipun efek samping ini mungkin tidak menyenangkan, operasi amandel dapat memberikan perbaikan yang signifikan dalam kualitas hidup pasien dengan menghilangkan gejala radang amandel yang kronis. Dengan demikian, keputusan untuk menjalani operasi amandel harus dipertimbangkan secara hati-hati bersama dengan rekomendasi dari dokter yang merawat pasien.

Read More
Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan Radang Amandel

Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan Radang Amandel

  • 12/09/2023
  • News

wellcareforyou - Radang amandel, juga dikenal sebagai tonsilitis, adalah kondisi medis yang terjadi ketika amandel, dua kelenjar kecil di tenggorokan, mengalami peradangan atau inflamasi. Kondisi ini umumnya lebih sering terjadi pada anak-anak berusia antara 3 hingga 7 tahun, meskipun juga dapat mempengaruhi orang dewasa, terutama lansia. Amandel berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi, terutama pada anak-anak, tetapi seiring bertambahnya usia, peran mereka dalam sistem kekebalan tubuh cenderung berkurang.

Penyebab dan Gejala Radang Amandel


Radang amandel disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan beberapa jenis virus yang sama dapat menyebabkan batuk pilek atau flu. Gejala utama radang amandel meliputi pembengkakan amandel, nyeri saat menelan, suara serak, demam, bau mulut, batuk, dan sakit kepala. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami radang amandel meliputi usia, di mana anak-anak berusia antara 5 hingga 15 tahun lebih rentan, serta lingkungan, di mana anak-anak yang berada di sekolah atau daycare lebih berisiko terpapar bakteri atau virus penyebab radang amandel.

Gejala Radang Amandel


Meskipun beberapa gejala dari radang amandel kerap dinilai sebagai gejala yang tidak terlalu berdampak serius akan tetapi ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai sebagai tanda radang amandel meliputi
Kemerahan dan pembengkakan pada amandel.
Bercak putih yang muncul pada amandel.
Nyeri tenggorokan.
Kesulitan menelan.
Demam ringan.
Pembengkakan kelenjar leher.
Suara serak.
Napas tidak sedap.
Sakit kepala.
Pada anak-anak, gejala lain seperti penurunan nafsu makan dan kegelisahan juga dapat terjadi. Selain itu, ketika anak mengalami demam yang tidak kunjung membaik, kesulitan makan yang signifikan, dan kelelahan yang mencolok, perlu segera mendapatkan perhatian medis.

Diagnosis Radang Amandel


Untuk memastikan diagnosis radang amandel, beberapa pemeriksaan medis mungkin diperlukan:

Pemeriksaan Fisik


Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan memeriksa kondisi amandel, mencari tanda-tanda pembengkakan, kemerahan, atau tanda-tanda infeksi. Selain itu, suhu tubuh akan diukur untuk mendeteksi adanya demam, dan dokter juga akan memeriksa apakah ada pembengkakan kelenjar di leher.

Tes Swab Tenggorokan


Tes swab tenggorokan dilakukan untuk mengambil sampel air liur dan sel-sel dari tenggorokan pasien. Ini membantu dalam mengidentifikasi jenis bakteri yang mungkin menjadi penyebab infeksi pada amandel.

Pemeriksaan Darah


Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menentukan penyebab pasti dari kondisi radang amandel.

Baca juga Perlukah Tindakan Operasi untuk Radang Amandel

Pengobatan dan Pencegahan Radang Amandel


Pengobatan radang amandel akan ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi pasien. Beberapa metode pengobatan yang mungkin diterapkan meliputi terapi mandiri, penggunaan obat-obatan, atau bahkan tindakan operasi. Pencegahan radang amandel dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan secara teratur, menghindari kontak dengan orang yang sakit, dan menghindari berbagai barang-barang pribadi seperti sikat gigi. Ini penting untuk mencegah penularan infeksi kepada orang lain.

Dalam menghadapi radang amandel, penting untuk segera mencari perawatan medis jika gejala mencurigakan muncul, terutama pada anak-anak, agar penyakit ini dapat diatasi dengan baik dan menghindari komplikasi lebih lanjut. Meskipun radang amandel dapat mengganggu, dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, pemulihan dapat tercapai dengan baik.
Meskipun radang amandel pada beberapa penderita tidak memberikan dampak yang serius akan tetapi dengan mengambil tindakan pengobatan sejak dini dapat menghindari resiko yang lebih serius yang mungkin saja akan mengakibatkan gangguan kesehatan yang akan membuat penderita membutuhkan penanganan yang lebih lanjut. Oleh karena itu, pengecekan atau konsultasi dengan dokter tetap dibutuhkan.

Read More
Showing 91 to 95 of 191 results