Mengenali dan Mengatasi Keloid

Mengenali dan Mengatasi Keloid

  • 28/08/2023
  • News

wellcareforyou - Keloid merupakan kondisi dermatologis yang ditandai oleh pertumbuhan berlebihan jaringan parut pada bekas luka, yang dapat melebihi ukuran luka asalnya. Identifikasi keloid penting untuk penanganan yang tepat dan pencegahan komplikasi lebih lanjut. Artikel ini akan membahas cara mengenali keloid, penyebab kemunculannya, opsi pengobatan yang tersedia, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.

Pengenalan Keloid


Keloid adalah tonjolan jaringan parut yang biasanya muncul dalam waktu 3–12 bulan setelah luka sembuh. Pada awalnya, keloid tampak sebagai tonjolan berwarna merah muda, merah, atau keunguan. Seiring waktu, warna keloid dapat berubah menjadi lebih gelap. Teksturnya lebih lembut dan licin dibandingkan kulit di sekitarnya. Keloid juga cenderung padat, tidak berpindah, dan bisa menyebabkan rasa gatal serta nyeri.

Penyebab Keloid


Meskipun belum ada penjelasan pasti mengenai penyebab keloid, terdapat beberapa teori yang telah diusulkan. Salah satu teori utama adalah gangguan dalam proses penyembuhan luka. Dalam keadaan normal, tubuh akan merespons cedera atau luka dengan membentuk jaringan parut sebagai bagian dari proses penyembuhan. Namun, pada individu yang rentan terhadap keloid, proses ini terganggu dan menyebabkan jaringan parut tumbuh lebih banyak dari yang seharusnya.
Selain itu, faktor genetik juga dianggap memainkan peran penting dalam timbulnya keloid. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki keloid, seseorang cenderung lebih berisiko untuk mengembangkan keloid.

Penyebab Keloid dari Berbagai Faktor atau Kondisi


Terdapat sejumlah faktor atau kondisi yang dapat memicu timbulnya keloid. Beberapa di antaranya adalah

Operasi - Setelah operasi, terutama jika bekas luka tidak sembuh dengan baik, keloid dapat terbentuk.

Suntik Vaksinasi - Meskipun jarang terjadi, suntikan vaksinasi tertentu dapat memicu keloid pada sebagian individu.

Gigitan Serangga - Gigitan serangga yang meradang dapat memicu reaksi berlebih dari sistem imun dan menghasilkan keloid.

Jerawat - Jerawat yang terinfeksi atau meradang dapat meningkatkan risiko timbulnya keloid, terutama pada individu yang cenderung rentan.

Luka Gores dan Luka Bakar - Cedera kulit seperti luka gores atau luka bakar yang parah dapat menjadi pemicu keloid.

Cacar Air - Infeksi cacar air yang meradang dapat meningkatkan risiko keloid pada beberapa individu.

Tindik Telinga dan Area Tubuh Lainnya - Tindik atau tusukan pada telinga dan area tubuh lainnya, terutama pada individu yang rentan, dapat menyebabkan keloid.

Faktor Risiko Keloid


Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami keloid adalah

Usia 20–30 tahun - Individu dalam rentang usia ini cenderung lebih rentan mengalami keloid.

Kulit Berwarna Gelap - Orang dengan kulit berpigmen lebih gelap memiliki risiko lebih tinggi terkena keloid.

Riwayat Keluarga - Jika ada riwayat keloid dalam keluarga, risiko seseorang mengalami keloid juga akan meningkat.

Pilihan Pengobatan Keloid


Berikut ini adalah beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi keloid

Suntik Keloid - Suntikan kortikosteroid triamcinolone acetonide disuntikkan langsung ke keloid menggunakan jarum kecil. Suntikan dapat diulang setiap 4–6 minggu dan dapat dikombinasikan dengan terapi laser.

text - Terapi ini melibatkan penggunaan nitrogen cair untuk membekukan keloid. Pengobatan ini dapat diulang setiap bulan.

Terapi Laser - Terapi ini efektif untuk meratakan keloid dan memudarkan warnanya. Diperlukan beberapa sesi, tetapi bisa dikombinasikan dengan terapi lain untuk hasil optimal.

Operasi Pengangkatan Keloid - Operasi dapat memicu keloid baru, tetapi dapat dikombinasikan dengan terapi lain seperti suntik keloid, kompresi, atau radioterapi.

Radioterapi - Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X untuk mencegah pertumbuhan kembali keloid. Terapi ini aman dan efektif.

Baca juga Mengenali Apa Itu Keloid

Langkah Pencegahan Keloid


Untuk mencegah keloid, pertimbangkan langkah-langkah berikut
Segera berobat jika jerawat muncul, terutama jika Anda memiliki riwayat keloid dari jerawat sebelumnya.
Hindari mencukur kumis dan jenggot dengan pisau cukur untuk menghindari luka pada wajah. Gunakan gunting dengan hati-hati sebagai alternatif.
Hindari menindik atau membuat tato pada area yang rentan mengalami keloid.
Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki risiko keloid sebelum menjalani operasi.
Keloid adalah kondisi jaringan parut yang tumbuh berlebihan dan dapat mempengaruhi penampilan serta kualitas hidup individu. Pengenalan dini, pengobatan yang sesuai, dan langkah-langkah pencegahan penting dalam mengatasi keloid. Berkonsultasilah dengan dokter untuk penanganan yang tepat, terutama jika Anda memiliki risiko mengalami keloid.

Read More
Metode Penanganan Untuk Gangguan Fistula Ani

Metode Penanganan Untuk Gangguan Fistula Ani

  • 26/08/2023
  • News

wellcareforyou - Fistula ani adalah kondisi medis di mana terbentuk saluran kecil yang menghubungkan kelenjar di sekitar anus dengan permukaan kulit di sekitarnya. Pengobatan fistula ani menjadi penting untuk mengatasi nanah, infeksi, dan ketidaknyamanan yang mungkin muncul akibat kondisi ini. Terdapat beberapa opsi pengobatan yang dapat dipertimbangkan, tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan fistula. Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mengeluarkan nanah, membersihkan fistula, dan menjaga otot-otot anus tetap terlindungi.

Metode Penanganan Fistula Ani


Dalam menangani masalah atau gangguan medis Fistula Ani, biasanya pihak dokter atau medis akan mengambil langkah operasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki dan mengobati bagian tubuh atau mengobati bagian yang mengalami gangguan tersebut. Salah satu metode utama untuk mengatasi fistula ani adalah melalui operasi. Berikut adalah beberapa jenis operasi yang dapat dipilih

1. Fistulotomi


Operasi fistulotomi dipilih jika fistula ani memiliki sedikit atau tidak ada keterkaitan dengan otot sfingter. Prosedur ini melibatkan pembukaan kulit dan otot di sekitar saluran fistula, kemudian membersihkannya agar terjadi penyembuhan alami dari dalam.

2. Penyumbatan Fistula


Setelah nanah dikeluarkan, penyumbatan fistula dapat dilakukan. Pada prosedur ini, saluran fistula akan diisi dengan bahan yang bisa diserap oleh tubuh, sehingga lama kelamaan fistula akan tertutup.

3. Pemasangan Seton


Pada prosedur ini, sejenis benang (seton) akan dipasang melalui lubang fistula dengan bentuk simpul. Ini membantu memperluas saluran fistula agar nanah dari abses dapat keluar. Dokter akan mengatur kekencangan benang seton untuk memastikan saluran fistula menutup selama pemulihan.

4. Pemasangan Jaringan (Advancement Flap Procedure)


Prosedur ini cocok jika fistula melewati otot sfingter. Saluran fistula akan dibersihkan dan diperbaiki dengan jaringan yang diambil dari rektum karena kemiripan dengan otot sfingter.

5. Pengikatan Saluran Fistula atau Prosedur LIFT


Prosedur LIFT (ligation of the intersphincteric fistula tract) berguna jika fistula melibatkan otot sfingter. Langkahnya melibatkan sayatan di atas fistula, mengangkat bagian meradang, kemudian mengikat dan menjahit ujung-ujungnya untuk menutup saluran.
Usai operasi, pasien akan mendapatkan resep obat pereda nyeri dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Kunjungan berkala ke dokter diperlukan untuk memastikan kesembuhan fistula.

Perawatan Pasca Operasi


Untuk mempercepat penyembuhan, perawatan mandiri perlu dilakukan oleh pasien. Ini melibatkan
Merendam bokong dalam air hangat beberapa kali sehari.
Menggunakan bantalan di area anus selama masa pemulihan.
Makan makanan tinggi serat dan minum cukup air untuk mencegah sembelit.
Mengkonsumsi pencahar bila diperlukan.
Pasien dapat kembali beraktivitas normal setelah mendapat persetujuan dari dokter.

Komplikasi Fistula Ani


Beberapa komplikasi yang mungkin muncul akibat fistula ani atau operasinya adalah:
Inkontinensia tinja (kehilangan kontrol atas pembuangan tinja).
Kekambuhan fistula ani.
Penyempitan anus (stenosis anus).

Baca juga Meningokel, Kelainan Tabung Saraf yang Langka

Pencegahan Fistula Ani


Beberapa langkah pencegahan dapat diambil untuk mengurangi risiko fistula ani, seperti:
Menjaga kebersihan alat kelamin, anus, dan sekitarnya.
Tetap setia pada satu pasangan dalam berhubungan intim.
Tidak merokok.
Mengikuti pola makan sehat dan minum cukup air.
Berkonsultasi dengan dokter secara berkala jika memiliki penyakit yang meningkatkan risiko fistula ani.
Dalam pengobatan fistula ani melibatkan berbagai opsi operasi yang dipilih berdasarkan lokasi dan keparahan kondisi. Pasca Operasi, perawatan mandiri diperlukan untuk mempercepat penyembuhan. Pencegahan yang baik juga dapat membantu mengurangi risiko fistula ani. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memilih metode pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing.

Read More
Mengenal Gejala Gangguan Medis Fistula Ani

Mengenal Gejala Gangguan Medis Fistula Ani

  • 26/08/2023
  • News

wellcareforyou - Fistula ani merupakan kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya saluran abnormal antara ujung usus besar dan kulit pada area anus atau dubur. Kondisi ini umumnya muncul akibat abses yang terbentuk di sekitar anus dan berkembang menjadi saluran yang menghubungkan abses dengan anus. Fistula ani dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, serta keluarnya nanah berbau busuk saat buang air besar. Lantas apa itu Fistula ani? Yuk kita kenal lebih dalam mengenai gejala gangguan medis tersebut.

Mengenal Gejala Gangguan Medis Fistula Ani


Pada artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam mengenai fistula ani, termasuk penyebab, gejala, diagnosis, dan tatalaksana yang diperlukan.

Penyebab Fistula Ani


Fistula ani umumnya timbul karena perkembangan abses yang tidak diatasi dengan benar atau tidak sembuh sepenuhnya. Abses anus, yang merupakan kantong nanah yang terbentuk di area tersebut, dapat menekan jaringan sekitarnya dan berusaha mencari jalan keluar. Hal ini mengakibatkan pembentukan saluran fistula yang menghubungkan abses dengan anus atau dubur.
Selain akibat abses, beberapa kondisi medis lain yang dapat menjadi penyebab fistula ani antara lain:
Penyakit Crohn
Cedera pada anus
Divertikulitis
Tumor atau kanker pada usus besar
Fisura ani
Penyakit menular seksual, seperti lymphogranuloma venereum (LGV)
Infeksi bakteri, termasuk tuberkulosis atau aktinomikosis
Terapi radiasi
Komplikasi operasi pada area anus

Faktor Risiko Fistula Ani


Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fistula ani, di antaranya
Berjenis kelamin pria
Berusia 20–40 tahun
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
Menderita diabetes
Kebiasaan merokok
Menderita kolesterol tinggi
Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga

Gejala Fistula Ani


Fistula ani dapat menimbulkan sejumlah gejala, di antaranya
Nyeri di sekitar anus yang intensitasnya dapat bertambah saat duduk, bergerak, buang air besar, atau batuk
Iritasi kulit di sekitar anus, dengan gejala seperti bengkak, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, dan rasa gatal
Keluarnya darah saat buang air besar
Pengeluaran nanah berbau busuk dari kulit di sekitar anus
Demam, rasa meriang, dan kelelahan

Diagnosis Fistula Ani


Untuk mendiagnosis fistula ani, dokter akan melakukan langkah-langkah berikut

Wawancara dan Riwayat Kesehatan - Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien serta riwayat kesehatan yang relevan.

Pemeriksaan Fisik - Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada anus dan area sekitarnya. Mereka akan mencari tanda-tanda iritasi, lubang kecil di dekat bukaan anus yang mengeluarkan nanah saat ditekan, serta tanda-tanda lainnya.

Pemeriksaan Penunjang - Beberapa jenis pemeriksaan lanjutan dapat diperlukan, termasuk proktoskopi, fistula probe, anoskopi, dan kolonoskopi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan diagnosis dan mengetahui lokasi serta jenis fistula ani.

Baca juga Metode Penanganan Untuk Gangguan Fistula Ani

Tatalaksana Fistula Ani


Tatalaksana fistula ani dapat melibatkan berbagai pendekatan, tergantung pada tingkat keparahan dan jenis fistula. Beberapa opsi tatalaksana yang mungkin dilakukan meliputi pengobatan dengan antibiotik, tindakan bedah untuk mengatasi saluran fistula, dan perubahan gaya hidup untuk mengurangi faktor risiko.

Fistula ani merupakan kondisi serius yang terjadi akibat pembentukan saluran abnormal antara abses dan anus. Penyebabnya dapat bervariasi, termasuk infeksi, penyakit kronis, dan faktor risiko tertentu. Gejala seperti nyeri, pembengkakan, dan keluarnya nanah dapat mengganggu kualitas hidup penderita. Diagnosis ditegakkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Tatalaksana yang tepat akan membantu mengatasi masalah ini dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

Read More
Mengenali Gejala dan Penyebab Penyakit Sinusitis

Mengenali Gejala dan Penyebab Penyakit Sinusitis

  • 25/08/2023
  • News

wellcareforyou - Sinusitis adalah kondisi medis yang diakibatkan oleh peradangan pada lapisan sinus, yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau alergi. Penyebab lain meliputi polip hidung, deviasi septum (tulang hidung bengkok), fibrosis sistik, dan daya tahan tubuh yang lemah. Baik sinusitis akut maupun kronis memiliki gejala yang serupa, namun ada beberapa perbedaan antara gejala yang dialami anak-anak dan orang dewasa.

Anatomi Sinus dan Fungsinya


Sinus merupakan rongga kecil yang berhubungan melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Fungsinya yang penting mencakup produksi lendir untuk menyaring bakteri dan partikel lain yang terdapat dalam udara yang dihirup. Selain itu, sinus juga berperan dalam mengendalikan suhu dan kelembaban udara yang masuk ke dalam saluran pernapasan.

Gejala Sinusitis pada Anak


Pilek berkepanjangan selama 7 hingga 10 hari.
Ingus berwarna hijau kental atau kuning, mungkin juga jernih.
Batuk terutama pada malam hari.
Sakit tenggorokan.
Demam ringan.
Pembengkakan di sekitar mata.
Biasanya tidak ada sakit kepala pada anak di bawah 5 tahun.

Gejala Sinusitis pada Orang Dewasa


Lendir atau ingus kental berwarna hijau atau kuning.
Lendir mengalir ke belakang tenggorokan.
Hidung tersumbat.
Napas berbau.
Sakit kepala.
Batuk.
Rasa sakit atau tekanan di area dahi, pipi, dan hidung di antara mata.
Berkurangnya daya pengecap.
Demam.
Berkurangnya daya penciuman.
Sakit tenggorokan.

Jenis-Jenis Sinusitis


Terdapat empat jenis sinusitis yang dibedakan berdasarkan durasi peradangannya:

Sinusitis akut - Peradangan sinus berlangsung selama 2 hingga 4 minggu. Ini adalah jenis sinusitis yang paling umum terjadi pada banyak orang.

Sinusitis subakut - Peradangan sinus berlangsung selama 4 hingga 12 minggu.

Sinusitis kronis - Peradangan sinus berlangsung lebih dari 12 minggu, bahkan bisa berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Sinusitis kambuhan - Penderita mengalami peradangan sinus sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu tahun.

Penyebab Sinusitis


Virus - Infeksi virus pilek dan flu dapat mempengaruhi saluran hidung dan berpindah ke rongga sinus. Sinusitis umumnya berlangsung lebih lama daripada pilek dan flu.

Rhinitis Alergi - Terkadang, sinusitis dapat terjadi bersamaan dengan rhinitis alergi. Keduanya sering tertukar karena gejalanya mirip.

Polip Hidung - Pertumbuhan daging kecil dalam hidung, biasanya disebabkan oleh mukus yang sangat tebal.

Fibrosis Sistik - Kondisi ini mengakibatkan pengentalan mukus di rongga hidung dan paru-paru, mengganggu proses pernapasan.

Gangguan Sistem Imunitas Tubuh - Individu dengan sistem imunitas rendah, seperti penderita HIV/AIDS, rentan terhadap sinusitis.

Infeksi Gigi - Bakteri dari mulut, gigi, dan gusi dapat menyebar ke rongga sinus, menimbulkan infeksi.

Kelainan Bawaan - Sinusitis dapat disebabkan oleh kelainan bentuk tulang di rongga hidung, seperti deviasi septum.

Baca juga Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, dan Pengobatan Katarak

Pengobatan dan Pencegahan


Pengobatan sinusitis tergantung pada jenisnya. Umumnya, pengobatan melibatkan obat semprot hidung dan obat minum. Jika pengobatan medis tidak berhasil, tindakan operasi mungkin direkomendasikan oleh dokter.
Pencegahan sinusitis melibatkan mengurangi risiko terjadinya kondisi ini dengan cara menghindari paparan alergen, menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker dengan benar saat merawat orang sakit, menghindari kontak dengan orang yang sakit, dan tidak merokok. Konsultasi dengan dokter gigi juga penting untuk mencegah infeksi sinusitis yang disebabkan oleh gigi yang berlubang, terutama di gigi bagian atas.
Dengan memahami gejala, penyebab, pengobatan, dan tindakan pencegahan sinusitis, kita dapat mengelola kondisi ini dengan lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan. Ketika mengalami tanda tanda gangguan gejalanya, sebaiknya segeralah konsultasikan dengan ahlinya, guna menghindari masalah serius yang bisa terjadi.

Read More
Meningokel, Kelainan Tabung Saraf yang Langka

Meningokel, Kelainan Tabung Saraf yang Langka

  • 25/08/2023
  • News

wellcareforyou - Meningokel adalah suatu kondisi langka yang melibatkan menonjolnya selaput yang menutupi tulang belakang dan bagian saraf tulang belakang. Kelainan ini umumnya terlihat sebagai benjolan pada punggung bayi. Meningokel terjadi akibat kelainan dalam pembentukan tulang belakang dan jaringan saraf pada janin dalam kandungan.

Asal Usul dan Karakteristik Meningokel


Meningokel adalah bagian dari kelompok penyakit yang dihasilkan oleh gangguan dalam pembentukan tabung saraf pada janin, yang juga dikenal sebagai spina bifida. Dalam kasus meningokel, kantung atau kista meningokel muncul melalui celah pada tulang belakang. Benjolan ini berisi sebagian selaput tulang belakang dan cairan tulang belakang. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi penampilan tulang belakang bayi, tetapi juga dapat memengaruhi saraf di sekitarnya.

Deteksi Dini dan Diagnosis Meningokel


Deteksi dini meningokel mungkin dilakukan sebelum bayi lahir. Pada usia kehamilan 15–20 minggu, dokter dapat melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi kemungkinan kelainan dalam pembentukan tabung saraf.
Dalam rangka mendapatkan diagnosis yang lebih pasti, pemeriksaan genetik juga dapat dilakukan dengan mengambil sampel cairan ketuban, untuk mengidentifikasi adanya kelainan bawaan pada janin.

Tindakan Pengobatan Meningokel


Setelah bayi didiagnosis menderita meningokel, tindakan operasi sering kali dijadwalkan segera. Operasi ini pada tahap awal dapat membantu mencegah risiko infeksi, pembengkakan, dan kerusakan yang lebih lanjut pada saraf tulang belakang bayi.
Tetapi, jika saraf tulang belakang sudah mengalami cacat atau kerusakan, operasi mungkin tidak akan mampu memperbaikinya.
Operasi untuk mengatasi meningokel dilakukan dengan membuat sayatan pada kantung atau kista yang muncul, sehingga cairan di dalamnya dapat dikeluarkan. Selama operasi, bayi akan berada dalam pengaruh anestesi atau bius umum, untuk memastikan bahwa bayi tertidur dan tidak merasakan sakit.

Perawatan Pasca Operasi Meningokel


Usai operasi, bayi akan diberi antibiotik oleh dokter untuk mencegah infeksi. Selain itu, bayi perlu dirawat di rumah sakit selama kurang lebih 2 minggu setelah operasi meningokel.
Selama masa pemulihan, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti tes darah, MRI, atau USG, guna memastikan bahwa luka operasi sembuh dengan baik dan untuk memonitor kemungkinan adanya cairan yang terakumulasi di kepala bayi, yang dikenal sebagai hidrosefalus.
Tetap perlu diingat bahwa terdapat risiko lain setelah operasi, seperti infeksi atau peradangan pada saraf tulang belakang, serta gangguan pada saraf yang dapat mengakibatkan kelemahan hingga kelumpuhan otot.
Oleh karena itu, penting untuk mengatasi meningokel sejak awal dengan tindakan operasi, guna mencegah timbulnya masalah kesehatan yang lebih serius pada bayi.

Baca juga Mengenali Gejala dan Penyebab Penyakit Sinusitis

Peran Asam Folat dalam Pencegahan Meningokel


Risiko bayi terkena meningokel atau kelainan tabung saraf lainnya dapat dikurangi atau bahkan dicegah dengan asupan yang cukup dari asam folat selama masa kehamilan.
Disarankan bagi ibu hamil untuk mulai mengkonsumsi suplemen asam folat sekitar 400–600 mikrogram setiap hari, minimal 1 bulan sebelum hamil dan selama 12 minggu pertama kehamilan. Asam folat juga dapat diperoleh melalui makanan seperti sayuran (asparagus, bayam, brokoli, kentang), buah-buahan (jeruk, tomat, alpukat), biji-bijian (oatmeal, roti gandum), ikan, telur, dan kacang-kacangan (kedelai, kacang merah).
Penting untuk diingat bahwa asam folat larut dalam air. Oleh karena itu, disarankan untuk mengukus makanan yang mengandung asam folat daripada merebusnya, agar kandungan asam folatnya tetap optimal. Jangan lama-lama memasaknya, karena hal tersebut dapat mengurangi kandungan asam folat.
Selain sumber makanan, ibu hamil juga dapat mempertimbangkan suplemen asam folat yang direkomendasikan oleh dokter.

Untuk mencegah risiko meningokel pada bayi, ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin dengan dokter kandungan. Diskusikan dengan dokter mengenai faktor risiko lain yang mungkin mempengaruhi kemungkinan terjadinya meningokel pada bayi, agar langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat diambil. Selain itu, penting bagi ibu hamil untuk memastikan asupan asam folat yang cukup, baik melalui makanan maupun suplemen, guna mendukung perkembangan janin yang sehat.

Read More
Showing 121 to 125 of 191 results