Memahami Jenis dan Metode Pengobatan Keratokonjungtivitis di Malaysia

Memahami Jenis dan Metode Pengobatan Keratokonjungtivitis di Malaysia

  • 12/08/2023
  • News

wellcareforyou - Keratokonjungtivitis merupakan suatu kondisi mata yang melibatkan peradangan pada kornea dan konjungtiva. Kornea, lapisan jernih yang melapisi bagian warna mata, dan konjungtiva, lapisan pada mata yang melindungi dari paparan luar, menjadi perhatian dalam kasus ini. Terdapat beberapa teknik pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keratokonjungtivitis di Malaysia beserta jenis jenisnya.

Jenis-Jenis Konjungtivitis


Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk virus, bakteri, dan reaksi alergi. Berikut adalah beberapa jenis konjungtivitis yang dapat diidentifikasi berdasarkan penyebab dan karakteristiknya

1. Konjungtivitis Virus


Konjungtivitis virus merupakan jenis konjungtivitis yang paling umum terjadi. Infeksi ini disebabkan oleh virus yang dapat menyebar dengan cepat, terutama di lingkungan tempat keramaian seperti sekolah atau tempat umum lainnya. Gejala yang umum terjadi pada konjungtivitis virus meliputi mata merah yang terasa gatal, perih, dan terbakar. Keluarnya cairan dari mata juga bisa terjadi dalam bentuk sekret yang cair. Kontak langsung dengan penderita atau benda yang terkontaminasi dapat menjadi sumber penularan virus ini.

2. Konjungtivitis Bakteri


Konjungtivitis bakteri disebabkan oleh infeksi bakteri pada mata. Gejalanya meliputi mata yang merah, pembengkakan, dan nyeri. Pada kasus konjungtivitis bakteri, keluarnya nanah dari mata sering terjadi, yang dapat membuat kelopak mata lengket. Infeksi ini juga dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung atau melalui benda yang terkontaminasi.

3. Konjungtivitis Alergi


Konjungtivitis alergi terjadi akibat reaksi alergi terhadap berbagai pemicu seperti serbuk sari, debu, bulu hewan, asap rokok, atau bahan kimia tertentu seperti klorin kolam renang. Gejala konjungtivitis alergi meliputi mata merah, gatal, berair, dan pembengkakan pada kelopak mata. Penting untuk diingat bahwa jenis konjungtivitis ini tidak menular dan biasanya terjadi pada kedua mata secara bersamaan.

Metode Penanganan


Ada beberapa upaya penanganan yang biasa dilakukan untuk menangani masalah Keratokonjungtivitis seperti

1. Penggunaan Obat Tetes Mata


Salah satu metode pengobatan yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan obat tetes mata. Dokter akan menentukan jenis obat yang sesuai dengan penyebab keratokonjungtivitis yang dialami pasien. Misalnya, keratokonjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri akan diobati dengan obat tetes mata antibiotik. Sementara itu, keratokonjungtivitis akibat jamur akan diobati dengan obat tetes mata anti-jamur. Terdapat pula obat tetes mata yang mengandung antihistamin atau steroid untuk meredakan gejala konjungtivitis akibat alergi.
Meskipun obat tetes mata biasanya berhasil mengatasi infeksi bakteri, pada beberapa kasus tertentu, bakteri dapat menjadi resisten terhadap antibiotik. Dalam situasi ini, pilihan pengobatan lain mungkin diperlukan.

Baca juga Prosedur Medis Polip Hidung di Penang, Malaysia

2. Transplantasi atau Cangkok Kornea


Prosedur transplantasi atau cangkok kornea adalah solusi lebih lanjut untuk mengatasi keratokonjungtivitis yang parah atau resisten terhadap pengobatan lainnya. Proses ini melibatkan penggantian lapisan kornea yang rusak dengan kornea yang sehat dari pendonor. Transplantasi kornea dapat meningkatkan kualitas penglihatan pasien dan mengatasi infeksi kornea yang sulit diobati.
Namun, seperti semua tindakan pembedahan, prosedur ini juga memiliki risiko medis. Risiko umum meliputi risiko perdarahan dan infeksi. Selain itu, ada kemungkinan bahwa tubuh pasien akan menolak jaringan kornea yang berasal dari pendonor, yang dapat menyebabkan gejala mata merah, nyeri, sensitivitas terhadap cahaya, dan gangguan penglihatan.

Proses Pemulihan


Durasi pemulihan setelah menggunakan obat tetes mata dapat bervariasi dari pasien ke pasien, tergantung pada jenis peradangan yang dialami. Pasien yang menjalani transplantasi kornea biasanya membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama. Setelah prosedur ini, pasien umumnya perlu dirawat inap selama 2-3 malam di rumah sakit. Selain itu, pasien yang baru saja menjalani transplantasi kornea tidak disarankan untuk melakukan perjalanan udara langsung. Disarankan untuk tinggal di Malaysia selama satu minggu setelah operasi untuk memantau pemulihan dan melakukan kontrol ulang sebelum kembali ke negara asal.

Keratokonjungtivitis adalah kondisi mata yang melibatkan peradangan pada kornea dan konjungtiva. Di Malaysia, terdapat berbagai metode pengobatan, termasuk penggunaan obat tetes mata dan transplantasi kornea, untuk mengatasi kasus ini. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab keratokonjungtivitis dan kondisi medis pasien. Penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan dokter yang berpengalaman untuk memperoleh penanganan yang tepat dan mengoptimalkan kesempatan pemulihan mata yang sehat.

Read More
Metode Pengobatan Pasien Hernia di Penang

Metode Pengobatan Pasien Hernia di Penang

  • 11/08/2023
  • News

wellcareforyou - Hernia adalah kondisi di mana organ tubuh mengalami penonjolan melalui dinding otot atau jaringan. Salah satu metode pengobatan yang umum dilakukan di Penang, Malaysia untuk mengatasi hernia adalah melalui prosedur operasi. Ada dua jenis teknik operasi yang umum digunakan, yaitu bedah terbuka dan bedah laparoskopi.

Bedah Terbuka untuk Memperbaiki Hernia


Prosedur bedah terbuka adalah salah satu pendekatan yang biasa dilakukan oleh dokter di Penang untuk mengatasi hernia. Dalam teknik ini, dokter membuat sayatan berukuran cukup besar pada area hernia, sekitar 6-8 cm. Langkah selanjutnya adalah mendorong organ yang menonjol kembali ke tempatnya yang seharusnya. Untuk memperkuat jaringan di sekitar hernia, dokter juga bisa menempatkan mesh atau penyangga buatan di dinding perut yang lemah.

Manfaat Bedah Terbuka untuk Pasien Hernia


Pencegahan Komplikasi : Operasi ini dapat mencegah kemungkinan komplikasi di masa depan, seperti terbelitnya usus atau terhalangnya pergerakan makanan dalam usus karena belitan.

Penanganan Kasus Kompleks : Bedah terbuka efektif untuk mengatasi kasus hernia yang telah mengalami komplikasi serius, seperti adanya kerusakan pada bagian usus akibat strangulasi.

Berbagai Tingkat Pembiusan : Tidak selalu memerlukan pembiusan total; pada beberapa kasus, pembiusan lokal atau regional dapat dipertimbangkan.

Waktu Operasi Lebih Singkat : Bedah terbuka memiliki waktu operasi lebih singkat dibandingkan bedah laparoskopi.

Rendahnya Kemungkinan Kambuh : Studi menunjukkan bahwa kemungkinan hernia muncul kembali setelah operasi terbuka cenderung lebih rendah dibandingkan dengan operasi laparoskopi.

Kekurangan Bedah Terbuka


Lama Penyembuhan : Meskipun operasinya lebih cepat, waktu penyembuhan pasca operasi biasanya lebih lama.

Bekas Luka Besar : Proses bedah terbuka meninggalkan bekas luka yang cukup besar.

Rasa Sakit Pasca Operasi : Pasien yang menjalani bedah terbuka cenderung mengalami rasa sakit yang lebih berat setelah operasi.

Resiko Umum Pembedahan : Seperti infeksi, pembentukan bekuan darah, dan rasa nyeri yang berkepanjangan.

Bedah Laparoskopi untuk Memperbaiki Hernia


Teknik bedah laparoskopi merupakan metode pengobatan hernia lainnya yang dikembangkan dari teknik bedah terbuka. Dalam prosedur ini, sayatan yang lebih kecil dibuat pada tubuh. Alat berbentuk tabung kecil dengan kamera di ujungnya dimasukkan melalui sayatan ini untuk melihat bagian dalam tubuh dan memperbaiki hernia.

Baca juga Kenali Gejala Hepatitis Sebelum Terlambat

Manfaat Bedah Laparoskopi


Pencegahan Komplikasi : Seperti bedah terbuka, operasi laparoskopi juga mencegah komplikasi hernia yang tidak diinginkan, seperti strangulasi usus.

Waktu Penyembuhan Cepat : Pasca operasi laparoskopi, waktu penyembuhan biasanya lebih singkat dibandingkan dengan bedah terbuka.

Bekas Luka Kecil : Bekas luka yang dihasilkan juga lebih kecil, tidak mengganggu penampilan pasien.

Rasa Sakit Ringan : Pasien yang menjalani operasi laparoskopi cenderung mengalami rasa sakit yang lebih ringan.

Kekurangan Bedah Laparoskopi


Kemungkinan Kambuh : Beberapa studi mengindikasikan bahwa kemungkinan hernia kambuh setelah operasi laparoskopi lebih tinggi, tergantung pada keahlian dokter yang melakukan operasi.

Durasi Operasi : Proses operasi laparoskopi mungkin memerlukan lebih banyak waktu dibandingkan dengan bedah terbuka.

Resiko Operasi : Seperti infeksi, pembentukan bekuan darah, dan rasa nyeri yang berkepanjangan.

Lama Proses Pemulihan


Bedah Terbuka : Pasien biasanya memerlukan rawat inap selama 1-2 malam di rumah sakit setelah operasi. Durasi ini bisa bervariasi tergantung kondisi pasien.

Bedah Laparoskopi : Setelah operasi laparoskopi, pasien umumnya hanya perlu satu malam rawat inap dan sebagian besar dapat kembali beraktivitas normal dalam satu minggu, meskipun durasi pemulihan bisa berbeda-beda untuk setiap pasien.

Pemilihan antara bedah terbuka dan laparoskopi untuk mengatasi hernia akan bergantung pada kondisi kesehatan pasien, tingkat keparahan hernia, dan keterampilan dokter yang melakukan operasi. Pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memutuskan metode terbaik berdasarkan faktor-faktor tersebut.

Read More
Metode Pengobatan Stroke di Penang, Malaysia

Metode Pengobatan Stroke di Penang, Malaysia

  • 11/08/2023
  • News

wellcareforyou - Stroke merupakan salah satu kondisi medis serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara drastis. Di Penang, Malaysia, para dokter memiliki pendekatan komprehensif untuk mendiagnosa, merawat, dan mengelola pasien stroke. Pemeriksaan awal dan tindakan medis yang tepat sangatlah penting dalam memaksimalkan peluang pemulihan pasien. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pemeriksaan dan tindakan yang biasanya dilakukan oleh dokter di Penang dalam menangani pasien stroke.

Pemeriksaan Awal


Penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda stroke dengan cepat untuk dapat segera memberikan penanganan yang sesuai. Di Penang, dokter-dokter melakukan pemeriksaan berikut untuk mendiagnosa stroke.

Pemeriksaan Fisik dan Saraf : Dokter melakukan analisis fisik dan pemeriksaan saraf untuk mengidentifikasi gejala khas stroke, seperti lumpuh separuh badan, gangguan bicara, dan perubahan perilaku lainnya.

Pemeriksaan Penunjang : Untuk memastikan diagnosis yang lebih akurat, dokter melakukan pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiogram (EKG), tes laboratorium darah, foto rontgen, serta CT Scan atau MRI untuk melihat kondisi otak. Jika perlu, doppler karotis juga dilakukan untuk menilai aliran darah ke otak.

Tindakan Medis


Setelah diagnosis dibuat, tindakan medis harus dilakukan dengan segera

Pembedahan : Pasien yang mengalami serangan stroke harus segera dibawa ke unit gawat darurat (IGD) untuk penanganan awal. Jika ada indikasi untuk tindakan pembedahan, seperti pada stroke hemoragik, operasi harus dilakukan secepat mungkin untuk menghentikan perdarahan dan menyelamatkan pasien.

Terapi Stroke : Terapi bertujuan untuk menjaga kestabilan pasien dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf. Pasien dengan stroke iskemik atau yang membutuhkan pemulihan setelah stroke bisa mendapatkan terapi yang sesuai dari dokter saraf.

Rehabilitasi Stroke : Setelah fase akut terlewati, rehabilitasi menjadi fokus utama. Ini melibatkan berbagai aspek, termasuk modifikasi diet, rehabilitasi komunikasi, evaluasi psikologis, program olahraga dan fisioterapi, serta evaluasi alat bantu jalan. Tujuannya adalah untuk membantu pasien pulih secara optimal dan kembali menjalani kehidupan sehari-hari.

Pentingnya Peran Pasien dalam Pemulihan


Pemulihan stroke memerlukan kerjasama yang erat antara pasien dan tim medis. Pasien juga memiliki peran penting dalam mencegah kambuhnya serangan stroke:

Pola Hidup Sehat : Pasien harus menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, menghindari merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol.

Obat-obatan : Mengkonsumsi obat-obatan secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter sangat penting untuk mengendalikan risiko stroke kembali.

Baca juga Metode Pengobatan Pasien Hernia di Penang

Kontrol dan Pemulihan Jangka Panjang


Pasien yang menjalani perawatan di Penang sering kembali untuk kontrol dan konsultasi pemulihan pasca stroke. Setelah fase awal, pemulihan penyakit stroke memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan bisa berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Pasien akan terus menerima perawatan dan terapi fisik, termasuk di Indonesia setelah konsultasi dengan dokter di Penang.
Pengobatan stroke di Penang, Malaysia, melibatkan langkah-langkah pemeriksaan teliti dan tindakan medis yang terkoordinasi. Pemahaman akan gejala, pemeriksaan awal yang tepat, dan keterlibatan pasien dalam pemulihan sangat penting untuk meningkatkan peluang pemulihan yang sukses. Dengan kerjasama antara pasien dan tim medis, serta komitmen untuk menjalani pola hidup sehat, pasien stroke memiliki peluang yang lebih baik untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.

Tips Pengobatan Luar Negeri Lebih Mudah


Untuk memudahkan proses pengobatan ke luar negeri, sangat dianjurkan untuk lebih dulu mengatur janji temu dokter atau spesialis di negara tujuan. Hal ini akan sangat membantu menghemat pengeluaran untuk menginap. Dengan mengatur janji temu spesialis, anda bisa melakukan perjalanan di waktu yang tepat, sehingga pasien juga akan menjadi lebih cepat mendapatkan penanganan medis. Nah untuk urusan mengatur janji temu dan hal hal yang menyangkut proses pengobatan lainnya di luar negeri, anda bisa konsultasikan saja langsung bersama wellcareforyou.com.

Read More
Kenali 8 Faktor Risiko Hepatitis Sejak Dini

Kenali 8 Faktor Risiko Hepatitis Sejak Dini

  • 10/08/2023
  • News

wellcareforyou - Hepatitis, sebuah kondisi yang melibatkan peradangan pada hati, dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan seseorang. Sejumlah faktor risiko telah diidentifikasi yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk menderita hepatitis. Mengetahui faktor-faktor ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan hati dan tubuh secara keseluruhan.

8 Faktor Risiko Hepatitis


Mengenali faktor resiko dapat terjangkit gangguan peradangan pada hati (hepatitis) akan sangat membantu kita dalam upaya mencegah sejak dini agar kesehatan hingga hari tua dapat terjaga. Berikut kami telah merangkum beberapa faktor utama yang dapat meningkatkan resiko seseorang lebih besar mengalami gangguan Hepatitis.

1. Kebersihan Pribadi yang Buruk


Tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet, sebelum mengolah makanan, atau sebelum makan dapat menyebabkan penyebaran virus hepatitis. Kontaminasi tangan dengan virus ini dapat dengan mudah terjadi dan menyebabkan infeksi jika tangan kemudian digunakan untuk menyentuh mulut, makanan, atau permukaan lainnya.

2. Konsumsi Makanan Tidak Aman


Makanan yang terkontaminasi oleh virus hepatitis atau tidak dimasak hingga matang dapat menjadi sumber infeksi. Virus dapat bertahan dalam makanan yang tidak diolah dengan baik dan menyebabkan infeksi pada mereka yang mengonsumsinya.

3. Berbagi Barang Pribadi


Berbagi alat pribadi seperti pisau cukur atau gunting kuku dapat berpotensi menyebarkan virus hepatitis dari satu individu ke individu lainnya melalui luka kecil atau potensi paparan.

4. Aktivitas Seksual Berisiko Tinggi


Aktivitas seksual yang berisiko tinggi, termasuk hubungan seksual dengan penderita hepatitis, memiliki beberapa pasangan seksual, atau terlibat dalam hubungan seksual sesama jenis (LSL), dapat meningkatkan risiko penyebaran virus hepatitis, terutama tipe hepatitis B dan C.

5. HIV dan Hepatitis


Penderitaan penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi, termasuk hepatitis. Kedua kondisi ini dapat saling mempengaruhi dan memperburuk kesehatan secara keseluruhan.

6. Pekerjaan yang Berisiko


Bekerja di sektor kesehatan atau di pusat pengolahan air dan limbah meningkatkan paparan terhadap berbagai virus dan infeksi termasuk hepatitis. Langkah-langkah keamanan yang ketat harus diambil untuk melindungi diri dari risiko ini.

7. Transfusi Darah yang Tidak Aman


Menerima transfusi darah yang tidak melalui pemeriksaan ketat atau menggunakan alat yang tidak higienis dapat menginfeksi seseorang dengan virus hepatitis yang terdapat dalam darah pendonor.

Baca juga 10 Penyebab Hepatitis dan Cara Penularannya

8. Konsumsi Obat Tertentu


Penggunaan beberapa jenis obat yang mengandung paracetamol dalam dosis tinggi atau minum obat herbal tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu dapat merusak hati secara bertahap dan meningkatkan risiko hepatitis.

Penting untuk diingat bahwa hepatitis dapat berdampak serius pada kesehatan hati dan tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan yang efektif sangat penting dalam mengurangi risiko infeksi. Langkah-langkah tersebut meliputi mencuci tangan secara teratur, memastikan makanan dimasak hingga matang, tidak berbagi alat pribadi, menggunakan praktik seks yang aman, menjaga kebersihan di tempat kerja, memastikan prosedur transfusi darah yang aman, dan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan baru atau obat herbal.

Dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko hepatitis dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman penyakit ini. Kesehatan hati yang baik adalah kunci untuk menjalani gaya hidup yang sehat dan produktif.

Read More
Kenali Gejala Hepatitis Sebelum Terlambat

Kenali Gejala Hepatitis Sebelum Terlambat

  • 10/08/2023
  • News

wellcareforyou - Hepatitis adalah kondisi medis yang mengacu pada peradangan hati, biasanya disebabkan oleh infeksi virus, obat-obatan tertentu, alkohol, atau penyakit autoimun. Meskipun banyak penderita hepatitis awalnya tidak merasakan gejala, penting untuk memahami tanda-tanda yang mungkin muncul agar diagnosis dan penanganan dapat dilakukan dengan tepat waktu. Artikel ini akan mengulas gejala hepatitis, kapan Anda harus menghubungi dokter, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mendapatkan bantuan medis.

Gejala Umum Hepatitis


Penderita hepatitis mungkin tidak menyadari gejala sampai hati mengalami gangguan fungsi yang signifikan. Pada hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus, gejala cenderung muncul setelah masa inkubasi, yaitu sekitar 2 minggu hingga 6 bulan setelah terpapar virus. Beberapa gejala umum yang dapat muncul termasuk:

Mual dan Muntah : Rasa mual dan muntah sering kali mengiringi hepatitis, terutama saat fungsi hati mulai terganggu.

Demam : Peningkatan suhu tubuh atau demam bisa menjadi gejala hepatitis, menunjukkan respons tubuh terhadap peradangan.

Mudah Lelah : Penderita hepatitis sering merasa lelah berlebihan, bahkan setelah istirahat yang cukup, karena peradangan hati dapat mempengaruhi energi tubuh.

Perubahan Warna Feses dan Urine : Feses berwarna pucat dan urine berwarna gelap adalah tanda-tanda khas hepatitis, menunjukkan masalah dalam pengeluaran zat-zat limbah melalui hati.

Nyeri Abdominal dan Sendi : Nyeri di area perut dan sendi dapat terjadi sebagai respons peradangan dalam tubuh.

Kehilangan Nafsu Makan dan Penurunan Berat Badan : Gangguan fungsi hati dapat mengurangi nafsu makan dan menyebabkan penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Penyakit Kuning (Jaundice) : Salah satu gejala yang paling khas dari hepatitis adalah kuning pada kulit dan mata, yang terjadi karena peningkatan bilirubin dalam darah akibat gangguan hati.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?


Adanya gejala-gejala di atas harus menjadi tanda peringatan bagi seseorang untuk segera mencari bantuan medis. Selain itu, Anda harus berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki risiko tinggi terkena hepatitis, seperti riwayat penyakit autoimun, kecanduan alkohol, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Kapan Tindakan Mendesak Diperlukan


Beberapa kondisi yang memerlukan tindakan medis segera meliputi
Mengalami peradangan hati setelah minum obat tertentu.
Terdiagnosis peradangan hati akibat obat tertentu dan gejala tidak membaik setelah berhenti mengkonsumsinya.
Munculnya gejala baru yang tidak dapat dijelaskan.

Baca juga Kenali 8 Faktor Risiko Hepatitis Sejak Dini

Pentingnya Deteksi Dini pada Anak


Hepatitis akut pada anak dapat menjadi masalah serius. Jika anak Anda mengalami gejala awal seperti mual, muntah, sakit perut, diare, urine berwarna seperti teh, atau demam ringan, segera bawa anak Anda ke dokter. Jangan menunggu gejala lanjutan seperti kulit dan mata kuning, tinja berwarna pucat, atau penurunan kesadaran.

Ketika diagnosis dokter sudah menyatakan tingkat keparahan gangguannya, maka segeralah lakukan perencanaan pengobatan lanjutan guna menghindari dampak gejala yang lebih serius dan dapat mengancam keselamatan pengidap gangguan medis tersebut.
Pengobatan hepatitis kini sudah bisa dilakukan di dalam maupun di luar negeri. Namun jika anda memiliki rencana ingin melakukan pengobatan ke luar negeri, maka Malaysia, Singapore, China dan Taiwan bisa menjadi rekomendasi tujuan pengobatan dengan berbagai gejala medis.

Saat ini, empat negara tersebut sudah cukup terkenal sebagai negara dengan fasilitas pengobatan dan spesialis yang cukup memadai, yang juga memiliki biaya pengobatan yang relatif terjangkau dibandingkan dengan beberapa negara lainnya.

Namun agar biaya pengobatan bisa lebih mudah, pastikan lebih dulu diskusikan rencana perjalanan anda bersama wellcareforyou.com yang merupakan mitra dari banyak rumah sakit ternama di Asia yang siap membantu berbagai proses pengobatan agar bisa jadi lebih mudah seperti atur janji temu dokter, panduan klaim asuransi dan lain sebagainya.

Read More
Showing 146 to 150 of 191 results