Kenali Faktor Pemicu Terjadinya Gangguan Saraf

Kenali Faktor Pemicu Terjadinya Gangguan Saraf

  • 03/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Sistem saraf adalah salah satu sistem tubuh yang paling kompleks dan vital. Fungsi sistem saraf meliputi pengaturan berbagai proses tubuh, seperti gerakan, persepsi sensor, dan kognisi. Namun, seperti halnya sistem tubuh lainnya, sistem saraf juga dapat mengalami gangguan yang menyebabkan sakit saraf. Berbagai kondisi dan faktor dapat menjadi pemicu terjadinya gangguan sistem saraf dan menyebabkan beragam gejala sakit saraf.

Mengenali faktor penyebab dari terjadinya gangguan saraf akan sangat membantu untuk kita bisa meminimalisir mengalaminya. Nah pada artikel kal ini, kami akan mencoba share beberapa penyebab faktor resiko mengalami gangguan saraf.

Faktor Pemicu Terjadinya Gangguan Saraf


Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab dari gangguan saraf, berikut kami merangkum beberapa faktor penyebab umum yang memicu terjadinya gangguan saraf.

1. Penyakit di otak atau pembuluh darah


Salah satu penyebab utama sakit saraf adalah adanya penyakit di otak atau pembuluh darah. Contohnya, stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu, biasanya akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Perdarahan otak juga dapat menyebabkan kerusakan saraf yang serius. Gejala sakit saraf yang muncul bisa bervariasi, tergantung pada bagian otak yang terpengaruh.

2. Infeksi


Infeksi oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit juga bisa menjadi pemicu sakit saraf. Beberapa contoh infeksi yang dapat mempengaruhi sistem saraf meliputi meningitis (radang selaput otak), ensefalitis (radang otak), polio, herpes zoster (cacar ular), atau abses epidural. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan saraf, mengakibatkan gejala seperti nyeri, kelemahan, atau kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu.

3. Kelainan struktur


Gangguan pada struktur tubuh juga dapat menyebabkan sakit saraf. Misalnya, cedera saraf tulang belakang akibat kecelakaan atau trauma fisik dapat merusak saraf dan mengganggu transmisi sinyal saraf. Selain itu, kanker otak, Bell's palsy (kerusakan saraf wajah), atau carpal tunnel syndrome (CTS) yang merupakan tekanan pada saraf di pergelangan tangan, juga dapat menyebabkan sakit saraf yang berbeda-beda.

4. Gangguan fungsional


Tidak semua sakit saraf disebabkan oleh gangguan fisik atau infeksi. Beberapa kondisi gangguan fungsional juga dapat menyebabkan masalah pada sistem saraf. Contohnya adalah epilepsi, di mana gangguan listrik di otak menyebabkan serangan kejang yang berulang. Selain itu, sakit kepala dan vertigo juga merupakan gangguan fungsional yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Baca juga Mengenal Faktor Risiko Sakit Saraf

5. Penyakit bawaan


Ada pula sakit saraf yang bersifat bawaan atau diturunkan dari generasi sebelumnya. Beberapa penyakit saraf bawaan meliputi penyakit Parkinson, multiple sclerosis, penyakit Huntington, dan penyakit Alzheimer. Penyakit-penyakit ini biasanya berkembang secara perlahan dan mempengaruhi fungsi saraf seiring berjalannya waktu.

Sakit saraf bisa disebabkan oleh berbagai kondisi dan faktor, termasuk penyakit di otak atau pembuluh darah, infeksi, kelainan struktur, gangguan fungsional, dan penyakit bawaan. Penting untuk mengidentifikasi penyebab sakit saraf secara tepat agar penanganan dan pengobatan dapat dilakukan dengan efektif. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan terkait sakit saraf, segera konsultasikan dengan profesional medis untuk diagnosis dan perawatan yang sesuai. Selalu jaga kesehatan sistem saraf Anda dengan pola hidup sehat dan perhatian yang baik terhadap gejala yang muncul.

Jika anda mengalami tanda tanda gangguan saraf, maka dianjurkan untuk sesegera mungkin melakukan pengobatan lanjut yag bisa dilakukan di dalam maupun di luar negeri. Jika anda memutuskan untuk melakukan pengobatan saraf ke luar negeri, jangan lupa untuk menghubungi wellcareforyou.com yang telah menjadi mitra banyak rumah sakit di luar negeri seperti Malaysia, Singapore, China dan juga Taiwan.

Read More
Mengenali Faktor Penyebab Kanker

Mengenali Faktor Penyebab Kanker

  • 03/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Kanker, sebagai salah satu penyakit yang menjadi momok masyarakat, memiliki akar penyebab yang kompleks dan multifaktorial. Perubahan genetik pada tingkat seluler menjadi inti dari penyebab utama kanker, menghasilkan pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali. Meskipun tubuh memiliki mekanisme untuk mengatasi sel-sel abnormal, kadang-kadang mekanisme ini gagal, memungkinkan sel-sel abnormal berkembang dengan bebas. Namun, apa yang sebenarnya memicu terjadinya perubahan genetik ini? Simak selengkapnya sebagai berikut.

Faktor Umum Pemicu Gejala Kanker


Pada dasarnya, kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain. Memahami faktor penyebab pemicu timbulnya gejala kanker akan sangat membantu kita untuk meminimalisir terserang kanker di kemudian hari. Berikut beberapa faktor umum dari penyebab kanker.

Riwayat Keluarga


Riwayat kanker dalam keluarga dapat memainkan peran signifikan dalam peningkatan risiko seseorang mengembangkan kanker. Terdapat komponen genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi, yang mempengaruhi kerentanan terhadap jenis-jenis kanker tertentu.

Usia


Meskipun kanker dapat mempengaruhi segala rentang usia, risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia. Ini mungkin terkait dengan akumulasi mutasi genetik seiring waktu dan penurunan efisiensi mekanisme perbaikan DNA.

Paparan Lingkungan


Faktor lingkungan juga berperan penting. Misalnya, kebiasaan merokok dan paparan radiasi, zat kimia beracun seperti asbes, atau sinar ultraviolet matahari, dapat menyebabkan kerusakan DNA dalam sel, yang pada gilirannya meningkatkan risiko kanker.

Infeksi Virus


Beberapa infeksi virus telah terbukti memiliki kaitan dengan perkembangan kanker. Contohnya, virus hepatitis B, hepatitis C, dan human papillomavirus (HPV) dapat mengganggu fungsi normal sel dan menyebabkan perubahan genetik yang berkontribusi pada kanker.

Paparan Hormon


Beberapa jenis kanker berkaitan dengan paparan hormon dalam kadar tinggi atau jangka panjang. Contohnya, kanker payudara atau kanker prostat dapat dipengaruhi oleh tingginya kadar hormon estrogen atau testosteron.

Obesitas


Kegemukan atau obesitas terkait erat dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker usus besar, kanker payudara pasca-menopause, dan lainnya. Obesitas dapat mempengaruhi jalur inflamasi dan metabolisme hormonal, yang pada gilirannya memicu pertumbuhan sel-sel kanker.

Gaya Hidup Tidak Sehat


Kebiasaan hidup seperti kurangnya aktivitas fisik, kurangnya olahraga teratur, serta konsumsi makanan tidak sehat juga dapat meningkatkan risiko kanker. Gaya hidup ini dapat berkontribusi pada obesitas dan peradangan kronis dalam tubuh.

Baca juga Kenali Faktor Pemicu Terjadinya Gangguan Saraf

Penyakit Inflamasi Kronis


Penyakit yang menyebabkan peradangan jangka panjang, seperti kolitis ulseratif atau hepatitis kronis, dapat meningkatkan risiko kanker. Peradangan kronis dapat merusak DNA dan memicu proliferasi sel-sel yang tidak terkendali.

Imunosupresi


Individu dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti mereka yang menderita HIV/AIDS atau menjalani transplantasi organ dengan penghambat kekebalan, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker. Sistem kekebalan yang lemah dapat gagal mengendalikan pertumbuhan sel-sel abnormal.

Mekanisme Perkembangan Kanker


Kanker mengikuti serangkaian peristiwa yang melibatkan perubahan genetik, regulasi gen, dan interaksi seluler. Perubahan mutasi genetik dapat terjadi dalam gen yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel, serta dalam gen yang mengatur mekanisme perbaikan DNA. Akumulasi mutasi ini memicu transformasi sel normal menjadi sel kanker yang tidak terkendali dalam pembelahan dan pertumbuhannya.

Selain itu, sel kanker juga dapat menghindari pengenalan oleh sistem kekebalan tubuh, memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Mereka juga dapat merangsang pembentukan pembuluh darah baru untuk memasok nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mereka, dalam proses yang dikenal sebagai angiogenesis.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang faktor-faktor penyebab kanker dan mekanisme perkembangannya, penelitian dan upaya pencegahan dapat difokuskan pada mengurangi risiko kanker melalui modifikasi gaya hidup, pencegahan infeksi, dan pengenalan tindakan pencegahan lainnya.
Jika mengalami masalah gejala kanker, sebaiknya segera lakukan pengobatan lebih lanjut, baik di dalam maupun di luar negeri. Jika membutuhkan pengobatan lanjut ke luar negeri, seperti malaysia, singapore, cina atau taiwan, hubungi saja wellcareforyou.com yang akan membantu dan memudahkan proses berobat ke luar negeri.

Read More
Mengenal Berbagai Tanda dan Gejala Sakit Saraf

Mengenal Berbagai Tanda dan Gejala Sakit Saraf

  • 02/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Sakit saraf merupakan kondisi yang melibatkan gangguan pada sistem saraf, baik itu pada sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi. Gejala sakit saraf dapat sangat bervariasi tergantung pada jenis saraf yang terkena gangguan. Mengetahui dan memahami gejala yang mungkin timbul adalah langkah awal yang penting dalam upaya diagnosa dan pengobatan. Berikut ini adalah beberapa gejala sakit saraf berdasarkan jenis sarafnya

1. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat mencakup otak dan sumsum tulang belakang, dan gangguan pada bagian ini dapat menyebabkan gejala-gejala berikut

Nyeri dengan sensasi terbakar, gatal, atau seperti tertusuk jarum


Salah satu gejala umum yang dapat terjadi akibat gangguan pada sistem saraf pusat adalah perasaan nyeri yang intens, seperti terbakar atau digigit oleh ribuan jarum halus.

Kesemutan atau mati rasa


Perasaan kesemutan atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu sering kali menjadi tanda gangguan pada sistem saraf pusat.

Mudah merasakan sakit meski hanya disentuh (alodinia)


Beberapa penderita gangguan saraf pusat mengalami kondisi di mana mereka merasakan rasa sakit hebat meskipun hanya mendapatkan sentuhan ringan.

Lemah otot


Gangguan pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelemahan pada otot-otot tubuh.

Gerakan menyentak atau menggeliat tiba-tiba


Beberapa gangguan saraf pusat dapat menyebabkan gerakan yang tidak terkontrol, seperti sentakan atau geliatan otot.

2. Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi melibatkan saraf-saraf yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang dengan organ, anggota tubuh, dan kulit. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin timbul ketika gangguan terjadi pada sistem saraf tepi

Saraf Otonom


Gangguan pada bagian saraf otonom dapat menyebabkan gejala seperti sering atau jarang berkeringat, mata dan mulut kering, mengompol, inkontinensia tinja, atau gangguan fungsi seksual.

Saraf Motorik


Ketika sistem saraf motorik terganggu, gejala yang muncul bisa berupa lemah otot, atrofi otot (otot mengkerut), otot berkedut, atau bahkan lumpuh pada sebagian area tubuh.

Baca juga Memahami dan Menangani Penyakit Saraf

Saraf Sensorik


Penderita gangguan saraf sensorik mungkin mengalami gejala berupa nyeri, sensitivitas berlebih, kebas atau mati rasa, kesemutan, dan bahkan penurunan kesadaran.

Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala di atas dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan durasi, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gangguan saraf yang dialami seseorang. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala seperti di atas, segera konsultasikan dengan dokter atau profesional medis untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat. Diagnosa dini dan perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi dampak dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderita sakit saraf.

Ingat gangguan saraf tidak boleh disepelekan. Memang mungkin pada gejala awal terasa ringan, namun jika tidak segera ditangani, masalah saraf bisa berkelanjutan dan bahkan bisa menjadi cacat permanen. Itulah mengapa gejala gangguan saraf penting untuk dikonsultasikan dengan spesialis atau ahlinya guna mendapatkan penanganan yang paling tepat.

Pengobatan dan penanganan masalah saraf dapat dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Nah jika anda atau orang terdekat anda ingin melakukan pengobatan atau perawatan saraf lebih lanjut ke luar negeri, sebaiknya atur janji temu dokter terlebih dahulu, agar nantinya proses pengobatan di luar negeri bisa berjalan dengan mudah dan cepat.

Untuk masalah atur janji temu ke luar negeri, anda bisa mengunjungi wellcareforyou.com, yang merupakan mitra dari banyak rumah sakit di luar negeri seperti Malaysia, Singapore, China dan juga Taiwan.

Read More
Mengenal Faktor Risiko Sakit Saraf

Mengenal Faktor Risiko Sakit Saraf

  • 02/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Sakit saraf merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi siapa saja, namun beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena masalah saraf tersebut. Memahami faktor risiko ini dapat membantu kita untuk lebih berhati-hati dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Risiko Sakit Saraf


Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat berperan dalam menyebabkan sakit saraf

1. Usia Tertentu


Salah satu faktor risiko utama sakit saraf adalah usia. Pada umumnya, risiko mengalami gangguan saraf meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada orang yang berusia 65 tahun ke atas. Proses penuaan alami dapat menyebabkan penurunan fungsi saraf dan meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan pada sistem saraf.

2. Konsumsi Alkohol Berlebihan


Minuman beralkohol dapat memberikan dampak buruk pada sistem saraf. Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan saraf, serta meningkatkan risiko terkena berbagai gangguan saraf seperti polineuropati atau kerusakan saraf tepi yang mempengaruhi bagian tubuh tertentu.

3. Diabetes


Diabetes adalah kondisi medis yang menyebabkan kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu yang lama. Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada saraf, terutama di kaki dan tangan. Kondisi ini dikenal dengan neuropati diabetes.

4. Terpapar oleh Zat Beracun


Kontak dengan zat-zat beracun atau bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kerusakan saraf. Beberapa pekerjaan atau lingkungan kerja tertentu juga dapat meningkatkan risiko terpapar oleh zat beracun, dan memperbesar kemungkinan terjadinya gangguan pada sistem saraf.

5. Riwayat Penyakit Degenerasi Saraf


Jika Anda memiliki riwayat keluarga atau pribadi penyakit degenerasi saraf, seperti Alzheimer atau Parkinson, maka Anda berisiko lebih tinggi mengalami gangguan saraf serupa.

6. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)


Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi yang meningkatkan tekanan pada dinding arteri dan dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, termasuk yang ada di otak. Akibatnya, hipertensi dapat berkontribusi terhadap risiko terjadinya stroke dan masalah saraf lainnya.

7. Kekurangan Gizi (Malnutrisi)


Gizi yang tidak mencukupi dapat menyebabkan defisiensi vitamin dan mineral yang penting bagi kesehatan saraf. Malnutrisi dapat menyebabkan gangguan saraf dan memperburuk kondisi gangguan saraf yang sudah ada.

8. Aktivitas Fisik yang Melibatkan Gerakan Berulang


Aktivitas fisik yang melibatkan gerakan berulang atau monoton, seperti bekerja dengan menggunakan komputer atau perangkat seluler dalam waktu lama, dapat menyebabkan cedera berulang pada saraf dan jaringan sekitarnya. Gangguan yang sering terkait dengan aktivitas ini adalah sindrom terowongan karpal.

Baca juga Mengenal Berbagai Tanda dan Gejala Sakit Saraf

9. Stres Berat


Stres yang berkepanjangan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, termasuk sistem saraf. Stres yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan saraf.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang memiliki faktor risiko ini akan mengalami sakit saraf. Namun, memahami dan mengenali faktor-faktor risiko ini dapat membantu Anda untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan menjaga kesehatan sistem saraf Anda.
Jika Anda memiliki risiko lebih tinggi atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Tetap jaga kesehatan dan gaya hidup Anda agar terhindar dari masalah saraf yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sebelum masalah gangguan jadi lebih serius, sebaiknya lakukan pengobatan lebih lanjut yang bisa dilakukan didalam maupun di luar negeri. Namun jika anda ingin pergi berobat ke luar negeri, pastikan untuk menghubungi wellcareforyou.com yang akan membantu proses pengobatan biar jadi lebih mudah seperti atur janji temu dokter, panduan klaim asuransi dan lain sebagainya.

Read More
Bagaimana Dokter Mendiagnosis Gangguan Saraf

Bagaimana Dokter Mendiagnosis Gangguan Saraf

  • 01/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Sakit saraf adalah suatu kondisi yang bisa mengganggu fungsi sistem saraf, menyebabkan nyeri, perubahan perilaku, hingga gangguan keseimbangan. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan penanganan yang efektif. Untuk mendiagnosis sakit saraf, dokter menggunakan berbagai jenis pemeriksaan yang mencakup tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan beberapa tes lanjutan.
Tahap pertama dalam diagnosis sakit saraf adalah tanya jawab antara dokter dan pasien. Pada tahap ini, dokter akan mencari tahu ciri-ciri nyeri yang dirasakan, waktu munculnya, dan apa yang memicu timbulnya nyeri. Selain itu, riwayat kesehatan pasien dan keluarganya juga akan ditanyakan untuk memahami lebih lanjut mengenai kondisi yang mungkin berhubungan dengan sakit saraf.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan saraf secara menyeluruh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa fungsi dan kondisi sistem saraf pasien, termasuk kemampuan sensorik dan motorik, fungsi saraf kranial, kesehatan mental, serta perubahan perilaku yang dapat mengindikasikan adanya masalah pada sistem saraf.

Dokter Mendiagnosis Gangguan Saraf


Apabila diperlukan, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis sakit saraf.

Pemeriksaan yang Dilakukan Untuk Mendiagnosis Gangguan Saraf


Jenis pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk melihat kondisi organ dalam tubuh lebih jelas, termasuk sistem saraf yang mungkin mengalami kerusakan atau kelainan.

Tes genetik


Pemeriksaan ini dilakukan dengan memeriksa sampel air ketuban (amniosentesis) atau plasenta (chorionic villus sampling) untuk mendeteksi kemungkinan kelainan genetik yang dapat menyebabkan sakit saraf bawaan pada janin.

USG kehamilan


Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi apakah anak yang dikandung menderita sakit saraf bawaan sejak dalam kandungan.

Biopsi


Melalui prosedur ini, dokter dapat mendeteksi kelainan saraf dengan memeriksa sampel jaringan otot dan saraf.

Angiografi


Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi penyumbatan pembuluh darah di otak, kepala, atau leher dengan bantuan prosedur foto Rontgen.

Pungsi lumbal


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi infeksi dengan memeriksa sampel cairan tulang belakang.

Elektroensefalografi (EEG)


Pemeriksaan ini mengukur aktivitas listrik otak dengan menempelkan sensor di kepala. EEG membantu dokter mengevaluasi gangguan pada sistem saraf pusat, termasuk epilepsi.

Elektromiografi (EMG)


Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur aktivitas listrik otot dan saraf yang mengendalikannya dengan menempelkan sensor di dekat otot. EMG membantu mengidentifikasi masalah pada otot dan saraf perifer.

Electronystagmography (ENG)


Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi gerakan tidak normal pada mata, vertigo, dan gangguan keseimbangan dengan menempelkan sensor di sekitar mata.

Baca juga Rekomendasi Rumah Sakit Jantung dan Kanker Di Malaysia

Evoked potentials


Jenis pemeriksaan ini mengukur sinyal yang dihasilkan oleh indra pendengaran, penglihatan, atau peraba dan dikirim ke otak. Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan pada jalur saraf tertentu.

Thermography


Pemeriksaan ini menggunakan inframerah untuk mengukur perubahan temperatur antara dua sisi tubuh atau pada organ tertentu, yang dapat mengindikasikan adanya peradangan atau masalah sirkulasi darah.

Dengan berbagai jenis pemeriksaan tersebut, dokter dapat mengidentifikasi penyebab sakit saraf dan menentukan rencana pengobatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter yang berkompeten dalam bidang neurologi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Setelah mendapatkan hasil diagnosis yang dilakukan oleh tenaga medis, maka pasien dengan gangguan saraf bisa menentukan tahap pengobatan yang akan dilakukan. Naik melakukan pengobatan lanjut di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun jika anda memiliki rencana ingin pergi melakukan pengobatan lanjut ke luar negeri, maka pastikan anda sudah melakukan persiapan sebaik mungkin, guna menghindari hal hal yang tidak diinginkan terjadi selama perjalanan.
Untuk memudahkan proses pengobatan ke luar negeri, sebaiknya melibatkan seseorang atau pihak yang berpengalaman dalam melakukan proses pengobatan luar negeri atau anda bisa menghubungi wellcareforyou.com yang telah bermitra dengan banyak rumah sakit luar negeri yang akan membantu anda untuk mengatur janji temu dokter di luar negeri seperti Malaysia, Singapore, China dan juga Taiwan.

Read More
Showing 161 to 165 of 191 results