Upaya Membatasi Penyebaran Penyakit Mematikan Tuberkulosis (TBC)

Upaya Membatasi Penyebaran Penyakit Mematikan Tuberkulosis (TBC)

  • 07/08/2023
  • News

wellcareforyou - Seperti yang kita ketahui, penyakit TBC merupakan penyakit yang cukup serius, dimana penyakit ini dapat memberikan kemungkinan pasien bertahan hidup lebih kecil ketika gejala semakin hari semakin memburuk.
Meskipun penyakit ini terbilang penyakit yang sulit untuk dihindari, namun dengan beberapa upaya yang tepat, kita dapat meminimalisir kemungkinan terserangnya bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC. Dalam artikel kali ini, kami akan mencoba membahas beberapa upaya pencegahan terserang bakteri Mycobacterium tuberculosis untuk meminimalisir terdampak gejala TBC.

Tips Mencegah TBC Sejak Dini


Tuberkulosis (TB) tetap menjadi ancaman kesehatan global meskipun kemajuan medis yang signifikan. Penyebaran penyakit ini, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, menuntut tindakan pencegahan yang cermat dan berkelanjutan. Meskipun belum ada cara pasti untuk sepenuhnya mencegah penyebaran TB, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risikonya

1. Pemberian Vaksin BCG


Salah satu langkah paling efektif dalam pencegahan TB adalah pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin BCG menjadi bagian dari program imunisasi wajib dan diberikan pada bayi sebelum berusia tiga bulan. Selain itu, vaksin ini direkomendasikan bagi individu yang belum pernah mendapatkannya pada usia bayi, termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

2. Deteksi Dini dan Pengobatan


Upaya pencegahan yang paling efektif adalah dengan mendeteksi dan mengobati TB sedini mungkin. Individu yang terinfeksi dan menjalani pengobatan yang tepat dapat membatasi penyebaran penyakit ini. Pasalnya, satu individu yang terinfeksi TB dapat dengan mudah menularkan bakteri kepada 10-15 orang setiap tahunnya.

3. Lingkungan Tempat Tinggal yang Sehat


Ketika seseorang yang terinfeksi TB batuk atau bersin, bakteri dapat dengan mudah menyebar melalui udara. Risiko penularan dapat ditekan dengan menciptakan sistem sirkulasi udara yang baik dalam lingkungan tempat tinggal. Mengoptimalkan ventilasi dan sirkulasi udara di rumah dapat mengurangi kemungkinan bakteri TB bertahan dalam udara dan menyebabkan penularan.

Baca juga Penanganan dan Pengobatan Tuberkulosis (TBC)

4. Gaya Hidup Sehat


Mengadopsi gaya hidup sehat memiliki dampak besar pada kekuatan sistem imun individu. Makanan bergizi dan seimbang serta rutin berolahraga membantu memperkuat sistem imun, yang pada gilirannya melindungi tubuh dari berbagai penyakit, termasuk TB. Sistem imun yang kuat dapat membantu tubuh melawan infeksi bakteri penyebab TB secara lebih efektif.

Pada akhirnya, meskipun tidak ada metode yang menjamin pencegahan sepenuhnya, kombinasi dari vaksinasi, deteksi dini, perhatian terhadap lingkungan, dan pola hidup sehat dapat secara signifikan mengurangi risiko penyebaran TB. Konsistensi dalam tindakan-tindakan ini di masyarakat dan dukungan dari pemerintah serta lembaga kesehatan akan memainkan peran penting dalam upaya global untuk memerangi penyakit ini.

Hal yang paling penting, jika mengalami tanda tanda terserang TBC, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut sejak dini, guna menghindari dampak resiko yang lebih serius. Apabila hasil diagnosis menyatakan positif mengidap TBC, sebaiknya mintalah saran kepada ahlinya untuk melakukan pengobatan atau penanganan khusus terkait TBC guna menekan perkembangan bakteri semakin ganas.

Kabar baiknya, meskipun belum ditemukan cara yang paling efektif untuk menghindari terserang gejala TBC, namun dunia medis sudah menemukan upaya atau metode penanganan untuk membantu pengidap TBC mendapatkan peluang kesembuhan yang lebih besar.

Beberapa negara lain seperti Malaysia, Singapore, China dan juga Taiwan juga sudah difasilitasi dengan berbagai teknologi canggih yang bisa membantu pasien TBC mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga memperoleh peluang kesembuhan yang lebih besar. Nah bagi anda yang mungkin berencana ingin melakukan pengobatan lebih lanjut ke luar negeri, beberapa negara tersebut bisa menjadi tujuan berobat ke luar negeri dengan harga yang cukup terjangkau. Namun sebelum melakukan perjalanan, sebaiknya atur dan diskusikan lebih dulu perjalanan anda bersama wellcareforyou.com yang akan membantu anda untuk mengatur janji temu dokter atau spesialis tujuan anda.

Read More
Jenis, Ciri, dan Dampak Gejala Tuberkulosis (TBC)

Jenis, Ciri, dan Dampak Gejala Tuberkulosis (TBC)

  • 05/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, terutama paru-paru. TBC dapat memiliki gejala yang bervariasi tergantung pada jenisnya, yakni TBC laten dan TBC aktif. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini guna deteksi dan penanganan yang tepat.

Jenis, Ciri, dan Dampak Gejala Tuberkulosis (TBC)


pemahaman akan dampak dan gejala penyakit Tuberkulosis (TBC) ini akan sangat membantu kita sebagai satu langkah langkah yang tepat untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat sebelum tingkat keparahannya menjadi rumit dan sulit untuk dapat tertangani. Berikut beberapa tanda atau gejala terserang Tuberkulosis (TBC).

TBC Laten dan Gejala TBC Aktif


Pada dasarnya, TBC terbagi menjadi dua jenis yaitu TBC Laten dan Gejala TBC Aktif. Meskipun salah satu diantaranya tidak memberikan dampak yang parah, akan tetapi penanganan medis tetap akan dibutuhkan guna menghindari revolusi menjadi TBC aktif.

1. TBC Laten


TBC laten adalah jenis TBC di mana bakteri Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan tidak aktif. Ini berarti penderitanya tidak mengalami gejala apapun. Meskipun tidak menular, kondisi ini tetap perlu diobati. TBC laten bisa menjadi TBC aktif jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan adalah kunci dalam menghindari perkembangan penyakit ini.

2. Gejala TBC Aktif


TBC aktif adalah bentuk TBC yang paling umum. Bakteri dalam keadaan aktif dan dapat menular, sehingga gejala-gejala penyakit ini dapat muncul setelah infeksi terjadi. Beberapa tanda dan gejala TBC aktif meliputi

Batuk Berkepanjangan - Batuk yang berlangsung selama tiga minggu atau lebih dapat menjadi tanda awal TBC aktif. Batuk ini bisa disertai dengan lendir atau darah.

Nyeri Dada - Nyeri dada atau kesulitan bernapas bisa terjadi karena peradangan paru-paru atau kelenjar getah bening yang terinfeksi.

Penurunan Berat Badan - Penderita TBC sering mengalami penurunan berat badan yang signifikan dan cepat, karena metabolisme tubuh terganggu oleh infeksi.

Kelelahan - Infeksi TBC dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan, mengganggu aktivitas sehari-hari.

Demam dan Keringat Malam Hari - Kenaikan suhu tubuh dan keringat berlebihan, terutama pada malam hari, adalah gejala umum TBC aktif.

Panas Dingin - Suhu tubuh yang fluktuatif, dengan perasaan panas dan dingin bergantian, bisa menjadi gejala lain TBC aktif.

Kehilangan Selera Makan - Gangguan nafsu makan dan penurunan selera makan dapat menyebabkan penurunan berat badan yang lebih lanjut.
Jika TBC aktif menyerang organ lain selain paru-paru, gejala dapat bervariasi sesuai dengan organ yang terinfeksi. Misalnya, TBC tulang belakang dapat menyebabkan sakit punggung, sedangkan TBC pada ginjal bisa menimbulkan gejala seperti urine berdarah.

Baca juga Waspadai Faktor Risiko Terserang Tuberkulosis

Pencegahan dan Pengobatan


TBC adalah penyakit yang serius, namun bisa diobati jika dideteksi dan ditangani dengan cepat. Vaksinasi dengan BCG (Bacillus Calmette-Guérin) dapat membantu melindungi terhadap TBC pada anak-anak. Bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar bakteri TBC, pengobatan pencegahan dapat direkomendasikan.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, seperti batuk berkepanjangan, penurunan berat badan yang tiba-tiba, atau gejala lain yang terkait dengan TBC, segera konsultasikan dengan profesional medis. Deteksi dini dan pengobatan tepat waktu dapat membantu mencegah perkembangan penyakit dan melindungi kesehatan Anda serta orang di sekitar Anda.

Untuk pengobatan dan penanganan medis TBC, bisa dilakukan di dalam maupun di luar negeri. Apabila anda ingin mendapatkan pengobatan lebih lanjut ke luar negeri, anda bisa berkunjung ke Malaysia, Singapore, Cina dan juga Taiwan yang merupakan negara negara yang menjadi tujuan banyak orang dalam menangani berbagai macam gangguan masalah medis, agar proses pengobatan bisa berjalan dengan mudah, pastikan anda untuk menghubungi wellcareforyou.com yang siap menuntun anda untuk mendapatkan akses perawatan ke luar negeri dengan mudah.

Read More
Bagaimana Cara Dokter Diagnosis Tuberkulosis (TBC)

Bagaimana Cara Dokter Diagnosis Tuberkulosis (TBC)

  • 05/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Tuberkulosis (TBC) telah menjadi gejala atau gangguan medis yang disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Gejala ini umumnya menyerang bagian paru paru. Namun pada kondisi tertentu, penyakit ini juga bisa menyerang bagian bagian tubuh lainnya.
Ada berbagai metode yang akan diterapkan tenaga medis untuk dapat mendiagnosis gejala dari gangguan TBC. Nah seperti apa metode yang diterapkan? Simak selengkapnya sebagai berikut.

Diagnosis Tuberkulosis (TBC)


Tuberkulosis (TBC) tetap menjadi permasalahan kesehatan global yang penting. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan umumnya menyerang paru-paru. Diagnosa dini sangatlah penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini dan memberikan pengobatan yang efektif. Berikut adalah beberapa metode pemeriksaan yang umum digunakan untuk mendiagnosis tuberkulosis.

1. Tes Mantoux (Tuberculin Skin Test/TST)


Tes Mantoux adalah salah satu metode pemeriksaan paling umum untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis. Pada tes ini, zat tuberkulin disuntikkan di bawah lapisan kulit lengan. Reaksi terhadap tuberkulin akan mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi TB. Setelah 48-72 jam, dokter akan memeriksa area suntikan untuk melihat apakah ada benjolan merah yang terbentuk. Jika benjolan ini muncul, itu menunjukkan reaksi positif terhadap TB. Tes Mantoux dapat membantu mendeteksi paparan terhadap bakteri TB, tetapi tidak bisa membedakan antara infeksi aktif dan laten.

2. Tes Darah


Tes darah adalah metode lain yang digunakan untuk mendiagnosis tuberkulosis. Tes ini melibatkan pengukuran reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri TB. Tes darah juga dapat membantu mengklasifikasikan apakah infeksi tuberkulosis yang terjadi adalah bentuk laten (tidak aktif) atau aktif. Melalui analisis darah, dokter dapat memperoleh wawasan tentang kondisi imunologis pasien terkait infeksi TB.

3. Tes Pencitraan (Rontgen Dada atau CT Scan)


Jika tes Mantoux menunjukkan hasil positif atau ada gejala dan tanda yang mencurigakan, dokter mungkin akan merekomendasikan tes pencitraan seperti rontgen dada atau CT scan. Pencitraan ini membantu dokter melihat perubahan dalam paru-paru yang mungkin disebabkan oleh infeksi TB. Lesi atau bintik-bintik putih pada gambar rontgen dapat menjadi petunjuk adanya infeksi TB, terutama jika sistem kekebalan tubuh tidak mampu mengendalikan infeksi tersebut.

Baca juga Jenis, Ciri, dan Dampak Gejala Tuberkulosis (TBC)

4. Tes Dahak


Tes dahak adalah langkah lebih lanjut jika hasil tes Mantoux positif atau pencitraan menunjukkan tanda-tanda potensial tuberkulosis. Dalam tes ini, sampel dahak diambil untuk diuji jenis TB yang mungkin ada dan untuk mengetahui apakah TB tersebut resisten terhadap obat. Informasi ini penting untuk merumuskan rencana pengobatan yang efektif terhadap jenis TB yang ditemukan.
Dalam menangani tuberkulosis dengan lebih baik, diagnosa yang akurat dan tepat waktu sangatlah penting. Berbagai metode pemeriksaan ini memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi pasien dan membantu dokter dalam mengambil keputusan yang sesuai untuk pengobatan dan manajemen penyakit ini.
Penting bagi individu yang memiliki risiko tinggi terpapar TB untuk menjalani pemeriksaan secara berkala guna mendeteksi infeksi sejak dini, sehingga langkah-langkah pencegahan dan pengobatan dapat diambil dengan tepat.

Jika sudah mendapatkan hasil positif terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis yang memicu TBC maka dianjurkan untuk sesegera mungkin melakukan pengobatan lanjut yang bisa dilakukan di dalam maupun di luar negeri. Apabila memutuskan untuk melakukan pengobatan lanjut di luar negeri, maka negara Malaysia, Singapore, Cina dan Taiwan bisa menjadi rekomendasi pengobatan medis yang bisa dituju. Selain telah dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih, negara negara tersebut juga memberikan biaya pengobatan yang terbilang terjangkau dibandingkan beberapa negara maju lainnya. Jika anda membutuhkan informasi atau rujukan pengobatan ke negara negara tersebut. Hubungi saja wellcareforyou.com yang telah bermitra dengan banyak rumah sakit terbaik di Asia.

Read More
Mengenal Faktor Penyebab Tuberkulosis (TBC) sebagai Upaya Pencegahan

Mengenal Faktor Penyebab Tuberkulosis (TBC) sebagai Upaya Pencegahan

  • 04/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Tuberkulosis (TBC) tetap menjadi salah satu penyakit menular yang signifikan di seluruh dunia. Penyebab utama penyakit ini adalah Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang dapat menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya. Meskipun penyakit ini sulit untuk dapat dihindari, akan tetapi dengan memahami faktor penyebab dari penyakit ini bisa menjadi salah satu upaya yang bagus untuk meminimalisir resiko terserang penyakit ini.

Faktor Penyebab Tuberkulosis (TBC)


Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan beberapa faktor penyebab utama tuberkulosis, yang dimana mungkin bisa menjadi panutan kita untuk menghindari resiko terserang virus TBC.

Cara Penularan TBC dan Perbedaannya dengan Pilek atau Flu


Mycobacterium tuberculosis dapat menular melalui semburan air liur saat seseorang yang terinfeksi TBC batuk, bersin, bicara, tertawa, atau bernyanyi. Meskipun mekanisme penularannya serupa dengan pilek atau flu, TBC tidak menyebar semudah itu. Seorang individu harus berada dalam kontak dekat dengan penderita TBC dalam waktu yang lebih lama, biasanya beberapa jam, untuk berisiko tertular penyakit ini. Inilah mengapa TBC cenderung menyebar lebih lambat dibandingkan penyakit pernapasan lainnya.

Selain itu, tidak semua orang yang mengidap TBC memiliki potensi untuk menularkan penyakit ini. Misalnya, anak-anak yang mengidap TBC umumnya tidak mampu menularkan penyakit ini kepada anak lain atau orang dewasa. Ini mungkin berkaitan dengan karakteristik perkembangan sistem kekebalan tubuh anak-anak yang berbeda dari orang dewasa.

Hubungan Antara HIV dan TBC


Sejak tahun 1980-an, kasus TBC telah mengalami peningkatan yang drastis, terutama akibat adanya infeksi HIV. Orang yang hidup dengan HIV memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena TBC. Mengapa hal ini terjadi?
Dari sebuah Organisasi kesehatan menjelaskan bahwa HIV (Human Immunodeficiency Virus) melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat individu menjadi lebih rentan terhadap infeksi, termasuk TBC. Kehadiran HIV mengurangi kemampuan tubuh dalam melawan infeksi, termasuk kemampuan untuk menahan pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Akibatnya, orang dengan HIV memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami reaktivasi infeksi TBC yang sudah ada sebelumnya atau terinfeksi baru oleh bakteri tersebut.

Baca juga Mengenali Faktor Penyebab Kanker

Resistensi Obat dalam Penanganan TBC


Tuberkulosis semakin menjadi ancaman serius karena peningkatan strain bakteri yang resisten terhadap obat-obatan yang biasa digunakan untuk pengobatannya. Faktor penyebab utama resistensi obat ini adalah kurangnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat sesuai petunjuk medis atau tidak menyelesaikan seluruh jangka waktu pengobatan yang dianjurkan.

Ketika antibiotik yang diberikan tidak membunuh semua bakteri TBC yang ditargetkan, bakteri tersebut dapat mengalami mutasi yang membuatnya menjadi resisten terhadap obat-obatan tersebut. Dengan adanya bakteri TBC yang resisten terhadap obat, pengobatan menjadi lebih sulit dan memerlukan kombinasi obat yang lebih kuat dan lebih lama.

Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan yang komprehensif dalam penanganan TBC sangat penting. Edukasi mengenai kepatuhan dalam pengobatan, deteksi dini, serta pengembangan obat-obatan baru yang lebih efektif adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi masalah resistensi obat pada tuberkulosis.

Tuberkulosis tetap menjadi masalah kesehatan global yang signifikan. Penyebab utama penyakit ini melibatkan faktor-faktor seperti cara penularan yang khusus, hubungan dengan infeksi HIV, dan tantangan dalam mengatasi resistensi obat. Upaya kolaboratif dalam edukasi, pencegahan, dan pengobatan menjadi kunci dalam mengatasi ancaman yang dihadirkan oleh penyakit ini.

Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang terus maju di dunia medis, gejala atau penyakit TBC saat ini sudah mulai menemukan titik terang sebagai metode penanganan yang tepat. Sudah ada banyak negara yang saat ini sudah memiliki teknologi medis yang memiliki teknologi canggih dalam penanganan masalah TBC, seperti negara Malaysia, singapore, china dan juga taiwan. Negara tersebut saat ini telah menjadi negara tujuan bagi kebanyakan orang yang ingin melakukan pengobatan lanjut ke luar negeri. Nah jika anda atau orang terdekat memiliki rencana ingin melakukan pengobatan lanjut ke salah satu negara tersebut, silahkan hubungi saja wellcareforyou.com yang telah bermitra dengan banyak rumah sakit ternama di negara negara tersebut, yang akan membantu dan memudahkan proses pengobatan lanjut ke luar negeri.

Read More
Waspadai Faktor Risiko Terserang Tuberkulosis

Waspadai Faktor Risiko Terserang Tuberkulosis

  • 04/08/2023
  • News

Berobat ke Penang - Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun semua orang memiliki risiko tertular TBC, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko penularannya. Memahami faktor-faktor ini adalah langkah penting dalam melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman penyakit ini.

Beberapa Faktor Risiko Terserang Tuberkulosis


Meskipun penyakit ini termasuk dalam jenis penyakit yang sulit untuk dapat dihindari, akan tetapi pemahaman dan pengetahuan yang baik akan faktor risiko dapat meminimalisir kemungkinan kita dapat terserang. Berikut beberapa faktor resiko Tuberkulosis

1. Keadaan Kekebalan Tubuh yang Melemah


Salah satu faktor risiko utama TBC adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit lain, seperti HIV/AIDS, diabetes, serta penggunaan obat-obatan imunosupresan, dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Ini memberikan kesempatan bagi bakteri TBC untuk berkembang dan menyebabkan penyakit aktif.

2. Rentan pada Kelompok Usia Tertentu


Bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap TBC. Sistem kekebalan tubuh pada bayi dan anak-anak masih dalam tahap perkembangan, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi. Demikian pula, orang lanjut usia cenderung mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh seiring bertambahnya usia, membuat mereka lebih mudah terinfeksi dan mengalami gejala TBC.

3. Perjalanan ke Daerah dengan Kasus TBC Tinggi


Individu yang bepergian ke daerah dengan tingkat kejadian TBC yang tinggi memiliki risiko lebih besar terinfeksi. Daerah dengan sistem kesehatan yang kurang berkembang atau kurangnya akses terhadap perawatan medis berkualitas seringkali memiliki penyebaran TBC yang lebih luas.

4. Konsumsi Alkohol Berlebihan dan Kebiasaan Merokok


Konsumsi alkohol berlebihan dan kebiasaan merokok dapat merusak sistem kekebalan tubuh, melemahkan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Kedua faktor ini juga dapat mengganggu fungsi paru-paru, organ yang sering kali terkena dampak pada kasus TBC. Mereka yang terlibat dalam perilaku ini harus mempertimbangkan dampak negatifnya terhadap kesehatan secara keseluruhan.

5. Pekerja di Fasilitas Kesehatan atau Kontak Erat dengan Orang Sakit


Individu yang bekerja di fasilitas kesehatan atau memiliki kontak erat dengan pasien TBC memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi. Terlibat dalam perawatan pasien yang menderita TBC meningkatkan peluang paparan bakteri penyebab penyakit ini. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan perlindungan yang ketat diperlukan untuk mengurangi risiko penularan di lingkungan ini.

Baca juga Mengenal Faktor Penyebab Tuberkulosis (TBC) sebagai Upaya Pencegahan

6. Tinggal Bersama Pengidap TBC


Kontak yang intens dengan seseorang yang sudah terinfeksi TBC, terutama jika tinggal dalam lingkungan yang sama, dapat meningkatkan risiko penularan. Bakteri TBC dapat menyebar melalui percikan ludah saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Oleh karena itu, tindakan pencegahan seperti ventilasi yang baik, isolasi, dan penggunaan masker perlu dipertimbangkan untuk mengurangi risiko penularan di rumah tangga.

Penting untuk menyadari bahwa faktor-faktor risiko TBC dapat memengaruhi siapa saja, tetapi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko penularan dapat ditekan. Menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat melalui gaya hidup sehat, menghindari paparan lingkungan berisiko, dan mengadopsi praktik pencegahan dapat membantu melindungi diri dari ancaman TBC.

Selain itu, meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini serta mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan juga merupakan bagian penting dalam upaya global untuk mengendalikan penyebaran TBC.

Jika mengalami tanda tanda dari terserang gejala TBC, maka sangat dianjurkan untuk segera melakukan pengobatan yang lebih lanjut. Anda dapat melakukan pengobatan lanjut di dalam maupun ke luar negeri. Jika anda ingin mendapatkan perawatan atau pengobatan lanjut ke luar negeri, silahkan hubungi saja wellcareforyou.com yang merupakan mitra dari banyak rumah sakit di luar negeri seperti Malaysia, Singapore, China dan juga Taiwan.

Read More
Showing 156 to 160 of 191 results