Penyebab, Gejala, dan Pengelolaan Prolaps Uteri
-
Admin
- 04/10/2023
- Health Tips
wellcareforyou - Prolaps uteri, atau lebih dikenal dengan sebutan turun peranakan, adalah kondisi kesehatan yang dapat dialami oleh wanita, terutama setelah melahirkan. Dalam kasus yang parah, rahim atau uterus bisa turun hingga melewati bibir vagina pengidapnya, mengakibatkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk memahami penyebab, gejala, dan pengelolaan prolaps uteri.
Penyebab Prolaps Uteri
Turun peranakan dapat dipicu oleh beberapa kondisi dan tindakan medis, antara lain
Persalinan melalui Vagina - Wanita yang melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg atau melahirkan bayi kembar memiliki risiko lebih tinggi mengalami turun peranakan. Proses persalinan yang melelahkan dapat merenggut kekuatan otot panggul.
Bertambahnya Usia - Seiring bertambahnya usia, otot-otot panggul mengalami kelemahan alami. Hal ini membuat wanita yang memasuki usia menopause lebih rentan terkena turun peranakan.
Penurunan Hormon Estrogen - Setelah memasuki masa menopause, wanita mengalami penurunan kadar hormon estrogen. Kondisi ini dapat menyebabkan melemahnya jaringan penyangga rahim.
Komplikasi Operasi Panggul - Beberapa wanita mengalami turun peranakan setelah menjalani operasi panggul yang kompleks atau memiliki riwayat operasi panggul yang rumit.
Masalah Kesehatan Kronis - Penyakit kronis seperti bronkitis atau asma yang berlangsung lama dapat memberikan tekanan tambahan pada otot panggul, meningkatkan risiko turun peranakan.
Obesitas - Kelebihan berat badan menempatkan tekanan ekstra pada otot panggul dan jaringan penyangga rahim, meningkatkan risiko turun peranakan.
Sembelit Kronis - Sembelit yang berkepanjangan dapat menyebabkan tekanan bertambah pada rahim, memperburuk kondisi turun peranakan.
Faktor Gayaberat - Mengangkat beban berat secara teratur dapat melemahkan otot panggul, mempercepat proses turun peranakan.
Merokok - Kebiasaan merokok tidak hanya merusak paru-paru tetapi juga dapat menyebabkan batuk kronis, yang pada gilirannya meningkatkan risiko turun peranakan.
Gejala Prolaps Uteri
Prolaps uteri berkembang melalui empat tahap, mulai dari leher rahim turun ke saluran vagina hingga kondisi procidentia, di mana rahim berada sepenuhnya di luar vagina. Gejala prolaps uteri pada tahap awal mungkin sulit dideteksi, tetapi ketika mencapai tahap lebih lanjut, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi
Konstipasi atau Sembelit
Rasa Berat dan Tertarik pada Panggul
Nyeri Punggung Bawah
Masalah Kemih: Seperti inkontinensia atau retensi urine.
Sensasi Seperti Duduk di Atas Bola
Sakit atau Tekanan pada Perut Bagian Bawah atau Panggul
Infeksi Kandung Kemih Berulang
Baca juga Memahami Penyebab, Gejala, dan Diagnosis Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Penanganan Prolaps Uteri
Pengelolaan prolaps uteri bergantung pada tingkat keparahan kondisi. Pada tahap awal, senam Kegel merupakan metode yang efektif untuk menguatkan otot dasar panggul. Untuk melakukan senam Kegel dengan benar, identifikasi otot yang tepat dengan mencoba menghentikan aliran urine saat buang air kecil.
Pastikan kandung kemih kosong, lalu duduk atau berbaring.
Kencangkan otot dasar panggul, lalu tahan selama 3 hingga 5 detik.
Rilekskan otot dan tahan selama 3 hingga 5 detik.
Ulangi gerakan ini 10 kali, 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam).
Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin menyarankan penggunaan cincin penyangga vagina atau pessarium. Untuk kasus prolaps uteri yang berat, prosedur operasi seperti perbaikan posisi rahim atau pengangkatan rahim mungkin diperlukan.
Penting untuk menjaga kesehatan panggul dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur, terutama bagi wanita yang memiliki risiko prolaps uteri. Dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan prolaps uteri, wanita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan mendapatkan perawatan yang diperlukan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran dan kesehatan wanita.