Penyebab, Gejala, dan Penanganan Deviasi Septum
-
Admin
- 20/09/2023
- Health Tips
wellcareforyou - Deviasi septum adalah suatu kondisi yang terjadi ketika dinding tipis yang membatasi kedua lubang hidung tidak berada tepat di tengah. Meskipun seringkali gejala ini tidak disadari, kondisi ini dapat menimbulkan gangguan yang signifikan, seperti kesulitan bernapas melalui hidung. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan lebih lanjut mengenai deviasi septum, termasuk penyebab, gejala, dan metode penanganannya.
Penyebab Deviasi Septum
Sebagian orang mengalami deviasi septum sejak lahir. Hal ini bisa terjadi akibat kelainan perkembangan janin selama masa kehamilan. Selain itu, deviasi septum juga dapat terjadi sebagai hasil dari kecelakaan atau cedera pada bagian hidung. Meskipun tidak semua orang yang mengalami deviasi septum menyadari kondisi ini, ada beberapa gejala yang dapat menjadi petunjuk adanya gangguan ini.
Gejala Deviasi Septum
Tidur Menghadap Satu Sisi
Orang yang mengalami deviasi septum seringkali tidur menghadap satu sisi. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan mereka bernapas lebih leluasa melalui lubang hidung yang lebih lebar.
Mendengkur Saat Tidur
Deviasi septum dapat menyebabkan seseorang mengeluarkan suara seperti mendengkur saat tidur. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak.
Hidung Tersumbat
Penderita deviasi septum seringkali mengalami hidung tersumbat, yang dapat mempengaruhi satu atau kedua lubang hidung. Hal ini bisa mengakibatkan kesulitan bernapas melalui hidung, terutama saat mengalami pilek atau rhinitis.
Mimisan
Kondisi deviasi septum membuat hidung rentan menjadi kering, yang dapat meningkatkan risiko mimisan.
Nyeri pada Wajah
Deviasi septum yang parah dapat menyebabkan tekanan pada dinding hidung bagian dalam, yang mungkin menyebabkan sakit kepala atau nyeri pada satu sisi wajah.
Penanganan Deviasi Septum
Sebagian besar kasus deviasi septum tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, jika gejalanya signifikan, ada dua jenis penanganan yang dapat dipertimbangkan: penggunaan obat-obatan atau tindakan operasi.
Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu meredakan gejala deviasi septum. Beberapa jenis obat yang mungkin diresepkan meliputi dekongestan (untuk mengurangi pembengkakan), antihistamin (untuk mengurangi reaksi alergi), dan obat semprot hidung kortikosteroid (untuk mengurangi pembengkakan dan hidung meler).
Operasi
Jika gejala tidak membaik dengan pengobatan konservatif, pertimbangkan untuk melakukan operasi septoplasty. Tindakan ini bertujuan untuk mengoreksi deviasi septum dengan memperkuat tulang hidung dan memperbaiki aliran udara yang masuk. Pada beberapa kasus, operasi perbaikan deviasi septum juga dapat dilakukan bersamaan dengan prosedur pengubahan bentuk hidung atau rhinoplasty.
Makanan yang Harus Dihindari
Selain perawatan medis, perhatian terhadap pola makan juga penting dalam mengelola deviasi septum. Berikut adalah beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari atau dibatasi saat mengalami deviasi septum
Susu
Konsumsi susu dapat memicu peradangan, memperburuk produksi lendir, dan merusak drainase sinus pada pengidap deviasi septum. Produk susu juga meningkatkan kerentanan terhadap aktivitas bakteri, menyebabkan hidung tersumbat. Meskipun ada perdebatan di kalangan ahli mengenai klaim ini, sebaiknya batasi konsumsi susu sehari-hari.
Baca juga Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan Polip Usus
Gula
Konsumsi gula berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan produksi lendir dan peradangan pada mukosa hidung dan sinus. Hal ini dapat memperparah hidung tersumbat. Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi gula dalam diet sehari-hari.
Deviasi septum seringkali tidak disadari, namun gejala yang muncul dapat mengganggu kualitas hidup. Jika Anda mengalami gejala yang mengarah ke deviasi septum, terutama setelah mengalami cedera hidung, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan dan penanganan yang sesuai. Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat mengalami kehidupan yang lebih nyaman dan sehat.