Metode Pemeriksaan untuk Diagnosis Gejala Lambung
-
Admin
- 14/08/2023
- Health Tips
wellcareforyou - Lambung adalah salah satu organ vital dalam sistem pencernaan manusia. Gangguan atau masalah yang terjadi pada lambung dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Untuk mendiagnosis gangguan lambung dan mengidentifikasi gejala yang mungkin terjadi, dokter menggunakan berbagai metode pemeriksaan. Di Penang, Malaysia, dokter sering mengandalkan beberapa teknik pemeriksaan utama untuk mendiagnosis kondisi lambung.
Metode Pemeriksaan untuk Diagnosis Gejala Lambung
Pada dasarnya, setiap tenaga medis akan melakukan beberapa metode pemeriksaan guna memahami gejala masalah yang dialami oleh setiap pasien. Tahap pemeriksaan awal biasanya akan diawali dengan proses wawancara terkait kapan pertama mengalami masalah, gejala yang dialami hingga riwayat hidup pasien. Terlepas dari wawancara, barulah kemudian tim medis akan melakukan beberapa metode pemeriksaan yang berdasarkan dengan informasi yang diperoleh dari wawancara. Berikut beberapa metode pemeriksaan yang biasa dilakukan.
1. Gastroskopi (Endoskopi Lambung)
Gastroskopi, juga dikenal sebagai endoskopi lambung, adalah salah satu metode pemeriksaan yang paling umum digunakan untuk mendapatkan gambaran visual langsung tentang kondisi lambung dan saluran makanan lainnya. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat yang disebut gastroscope melalui mulut dan kemudian memandunya melalui saluran makanan hingga mencapai lambung dan usus kecil. Gastroscope adalah pipa panjang dan fleksibel yang dilengkapi dengan kamera di ujungnya. Gambaran visual yang diperoleh selama gastroskopi membantu dokter dalam mendeteksi perubahan struktural, peradangan, luka, atau tanda-tanda penyakit pada lambung.
2. X-Ray, CT Scan, dan MRI Abdomen
Metode pemeriksaan pencitraan seperti sinar-X (X-ray), tomografi komputer (CT scan), dan resonansi magnetik (MRI) abdomen juga digunakan untuk memvisualisasikan struktur lambung dan organ-organ lain dalam rongga perut. Teknik-teknik ini memberikan informasi lebih rinci tentang bentuk, ukuran, dan posisi lambung, serta memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi adanya kelainan atau perubahan dalam struktur organ.
3. Barium Swallow
Barium swallow adalah pemeriksaan diagnostik yang melibatkan pemberian zat kontras berbasis barium kepada pasien untuk memperlihatkan kontur lambung dan esofagus dalam gambar sinar-X. Ini membantu dokter dalam mengamati adanya penyempitan, kerusakan, atau kelainan lain pada dinding esofagus dan lambung. Prosedur ini juga dapat membantu mengidentifikasi permasalahan seperti refluks asam dan gangguan lainnya.
4. Biopsi Lambung
Untuk mengidentifikasi tipe kanker atau penyebab infeksi, dokter dapat melakukan biopsi lambung selama gastroskopi. Sampel jaringan diambil dari area yang dicurigai dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil biopsi membantu dalam penentuan diagnosis yang lebih tepat dan rencana pengobatan yang sesuai.
5. Pemeriksaan Infeksi H. Pylori
Infeksi H. pylori adalah salah satu penyebab umum masalah lambung, seperti gastritis. Pemeriksaan untuk mendeteksi bakteri H. pylori dapat dilakukan melalui sampel darah, tinja, atau tes urea breath. Tes urea breath melibatkan mengukur kadar urea yang dikeluarkan dalam napas setelah pasien mengonsumsi zat yang mengandung urea.
Baca juga Mengenal Berbagai Jenis Gangguan pada Lambung
6. PH Testing
Pemeriksaan tingkat keasaman lambung dilakukan dengan memasukkan selang melalui hidung ke dalam esofagus. Ini membantu dokter dalam mendiagnosis gangguan seperti penyakit refluks gastroesofageal (GERD), di mana asam lambung naik ke esofagus dan menyebabkan gejala tidak nyaman.
Penting untuk diingat bahwa setiap metode pemeriksaan memiliki tujuan dan kegunaan tertentu, dan dokter akan memilih metode yang paling sesuai dengan gejala dan kondisi pasien. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk merancang rencana pengobatan yang efektif dan menyediakan perawatan yang sesuai guna memulihkan kesehatan lambung dan kualitas hidup pasien.
Adanya diagnosis pasien yang akurat dan tepat juga akan mempermudah pasien untuk mengambil tindakan lanjutan guna mendapatkan perawatan dan tindakan medis yang tepat sehingga kualitas hidup bisa lebih terjamin di masa mendatang.