Mengenal Penyakit Mematikan HIV dan AIDS
-
Admin
- 09/09/2023
- Health Tips
wellcareforyou - Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah penyakit yang telah menjadi momok bagi kesehatan global. Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh manusia, terutama dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 yang penting untuk melawan infeksi. Akibatnya, daya tahan tubuh manusia menurun, membuat individu yang terinfeksi HIV rentan terhadap berbagai penyakit. HIV yang tidak segera diobati dapat berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang merupakan tahap akhir infeksi HIV di mana kemampuan tubuh untuk melawan infeksi telah hilang sepenuhnya.
Penularan HIV
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Penting untuk dicatat bahwa HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. Oleh karena itu, penularan HIV dapat dicegah dengan pengetahuan yang benar tentang cara penyebaran dan pencegahan.
Situasi HIV dan AIDS di Indonesia
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Mayoritas kasus HIV terjadi pada heteroseksual, diikuti oleh lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik, dan pekerja seks. Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat, dengan lebih dari 7.000 penderita AIDS dan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang pada tahun 2019.
Namun, ada titik terang dalam pertempuran melawan HIV dan AIDS di Indonesia. Dari tahun 2005 hingga 2019, angka kematian akibat AIDS terus mengalami penurunan, menunjukkan bahwa upaya pengobatan di Indonesia telah berhasil menurunkan angka kematian akibat penyakit ini.
Gejala HIV dan AIDS
Gejala awal HIV seringkali mirip dengan flu ringan, muncul 2-6 minggu setelah terinfeksi. Gejala ini dapat disertai dengan gejala lain dan bertahan selama 1-2 minggu. Setelah periode flu awal, gejala mungkin tidak terlihat selama bertahun-tahun, meskipun virus HIV terus merusak sistem kekebalan tubuh. Hanya ketika penyakit parah seperti diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak muncul, seseorang akan menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi HIV.
Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS
HIV disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi AIDS. Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik bersama-sama, transfusi darah, atau dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Faktor-faktor seperti berhubungan seksual tanpa pengaman, berbagi jarum suntik, atau pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa alat pelindung yang memadai dapat meningkatkan risiko penularan.
Baca juga Pengertian, Faktor Risiko, Penyebab, Gejala, dan Diagnosis Deep Vein Thrombosis (DVT)
Pengobatan dan Pencegahan HIV dan AIDS
Penderita HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). Terapi ARV berfungsi mencegah penyebaran virus HIV yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Selain itu, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, termasuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, menggunakan kondom saat berhubungan seks, menghindari penggunaan narkoba, dan mendapatkan informasi yang benar tentang HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatan, terutama bagi anak remaja.
HIV dan AIDS merupakan masalah serius kesehatan global, termasuk di Indonesia. Namun, dengan pengetahuan yang benar, pengobatan yang tepat, dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat berperang melawan penyakit ini. Penting bagi individu untuk melakukan pemeriksaan dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri mereka dan orang lain dari bahaya HIV dan AIDS.