Mengenal Endometriosis, Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita yang Perlu Diketahui
-
Admin
- 04/09/2023
- Health Tips
wellcareforyou - Endometriosis adalah salah satu gangguan pada sistem reproduksi wanita yang perlu mendapat perhatian serius. Kondisi ini, yang juga dikenal sebagai kista coklat, melibatkan pertumbuhan jaringan dari lapisan dalam dinding rahim di luar rongga rahim. Meskipun gejalanya dapat bervariasi, endometriosis dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan berpotensi memicu komplikasi yang serius, termasuk kanker ovarium dan radang panggul.
Apa yang Terjadi pada Endometriosis?
Dalam endometriosis, jaringan endometrium, yang seharusnya hanya tumbuh di dalam rahim, tumbuh di luar rongga rahim. Jaringan ini, mirip dengan jaringan rahim, mengalami siklus penebalan dan luruh yang sama dengan yang terjadi selama siklus menstruasi normal. Namun, perbedaannya terletak pada fakta bahwa darah yang dihasilkan oleh jaringan ini tidak dapat keluar dari tubuh karena berada di luar rahim. Akibatnya, darah ini mengendap di dalam tubuh dan dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya.
Apa yang Memicu Endometriosis?
Meskipun penyebab pasti endometriosis belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangannya
Retrograde menstruasi
Kondisi ini membuat darah menstruasi tidak mengalir keluar melainkan kembali ke rongga panggul dan menempel pada dinding panggul, menyebabkan pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim.
Transformasi sel embrio
Hormon seperti estrogen dapat mengubah sel embrio menjadi sel yang menyerupai endometrium, yang mungkin terjadi selama perkembangan prenatal.
Tindakan bedah
Prosedur bedah seperti histerektomi atau operasi caesar dapat meningkatkan risiko endometriosis karena sel-sel endometrium dapat menempel pada area bekas operasi.
Gangguan sistem kekebalan tubuh
Gangguan dalam sistem kekebalan tubuh dapat membuat tubuh tidak mampu mengenali dan menghancurkan jaringan yang mirip dengan endometrium yang tumbuh di luar rahim.
Faktor lingkungan
Paparan zat kimia tertentu dalam lingkungan, seperti dioxin, yang ditemukan dalam polutan lingkungan dan bahan kimia tertentu, dapat meningkatkan risiko endometriosis.
Perubahan sel yang belum matang
Sel yang belum matang atau embrionik dapat berkembang menjadi endometrium akibat perubahan hormon estrogen.
Perubahan sel peritoneum
Sel peritoneum, yang melapisi bagian dalam perut, juga dapat berkembang menjadi jaringan yang menyerupai endometrium jika terpengaruh oleh hormon atau masalah kekebalan tubuh.
Faktor Risiko Endometriosis
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap endometriosis, termasuk
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.
Belum pernah melahirkan.
Kondisi medis yang menghambat darah menstruasi untuk keluar dari tubuh.
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Kelainan pada rahim.
Menstruasi pertama yang terjadi sebelum usia 12 tahun.
Kelainan pada vagina, leher rahim, atau rahim yang membuat menstruasi terhambat.
Gaya hidup yang kurang sehat, seperti konsumsi alkohol dan pola makan yang tidak seimbang.
Kurangnya asupan asam lemak omega-3 dalam diet.
Siklus menstruasi yang pendek, yaitu kurang dari 27 hari.
Riwayat infeksi panggul.
Tingkat hormon estrogen yang tinggi dalam tubuh.
Gejala Endometriosis
Salah satu ciri khas endometriosis adalah rasa sakit yang terjadi di sekitar pinggul dan perut bagian bawah. Rasa sakit ini sering kali mencapai tingkat yang cukup parah, terutama sebelum dan selama siklus menstruasi. Beberapa gejala lain yang dapat muncul termasuk nyeri saat berhubungan seks, nyeri saat buang air kecil dan besar, serta perdarahan di luar siklus menstruasi.
Gejala lain yang mungkin terjadi meliputi perut kembung, volume darah yang berlebihan selama menstruasi, konstipasi, diare, kelelahan, mual selama menstruasi, dan pengaruh lain yang dapat bervariasi dari individu ke individu.
Penting untuk diingat bahwa gejala endometriosis dapat bervariasi, dan beberapa individu mungkin tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Namun, jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa atau rasa sakit yang luar biasa saat menstruasi, segera konsultasikan dengan dokter.
Pengobatan Endometriosis
Apakah endometriosis dapat disembuhkan? Pengobatan untuk endometriosis tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Dokter biasanya akan mencoba pengobatan konservatif terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan pembedahan.
Pilihan pengobatan
Pemberian obat pereda nyeri
Pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen, dapat membantu mengurangi kram menstruasi. Dokter juga dapat meresepkan terapi hormon bagi wanita yang tidak berencana hamil.
Terapi hormon
Hormon tambahan dapat membantu mengurangi atau menghilangkan rasa sakit akibat endometriosis. Jenis terapi hormon termasuk kontrasepsi hormonal, agonis dan antagonis gonadotropin-releasing hormone (Gn-RH), terapi progestin, dan penghambat aromatase.
Operasi konservatif
Bagi wanita yang berencana hamil, pembedahan dapat menjadi pilihan untuk mengangkat jaringan endometriosis. Prosedur ini dapat dilakukan melalui laparoskopi atau laparotomi, tergantung pada tingkat keparahan kasus.
Baca juga Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan Endometriosis
Perawatan kesuburan
Untuk wanita yang kesulitan hamil akibat endometriosis, perawatan kesuburan seperti stimulasi indung telur atau in vitro fertilization (IVF) dapat direkomendasikan.
Endometriosis adalah kondisi yang serius dan memerlukan perhatian medis. Konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda mengalami gejala atau memiliki faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan Anda mengidap penyakit ini. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai, pengidap endometriosis dapat mengelola kondisi mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.