Deteksi Dini, Pengobatan, dan Pencegahan Kanker Serviks
-
Admin
- 06/10/2023
- Health Tips
wellcareforyou - Kanker serviks, juga dikenal sebagai kanker leher rahim, adalah salah satu jenis kanker yang memengaruhi wanita. Kanker ini tumbuh pada sel-sel di leher rahim, bagian penting yang menghubungkan rahim dengan vagina. Fungsi utama serviks adalah memproduksi lendir yang membantu memandu sperma ke rahim selama hubungan seksual serta melindungi rahim dari bakteri dan zat asing.
text
Statistik dan Jenis Kanker Serviks
Menurut penelitian tahun 2020, lebih dari 600.000 kasus kanker serviks tercatat di seluruh dunia, menyebabkan 342.000 kematian. Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, dengan lebih dari 36.000 kasus dan 21.000 kematian pada tahun yang sama.
Kanker serviks terbagi menjadi dua jenis utama yaitu, Karsinoma sel skuamosa (KSS), yang berasal dari sel skuamosa serviks, dan Adenokarsinoma, yang berkembang di sel kelenjar pada saluran leher rahim.
text
Penyebab Kanker Serviks
Penyebab pasti perubahan sel yang menyebabkan kanker serviks masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, infeksi Human Papillomavirus (HPV), yang dapat menular melalui hubungan seksual, telah terkait erat dengan perkembangan penyakit ini.
text
Diagnosis Kanker Serviks
Proses diagnosa kanker serviks melibatkan serangkaian tes dan prosedur medis yang dilakukan oleh dokter yang terlatih. Diagnosis ini adalah kunci untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan kanker serta merencanakan perawatan yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah penting dalam penegakan diagnosa kanker serviks:
text
1. Pap Smear
Pap smear adalah langkah pertama yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks. Selama prosedur ini, dokter akan mengambil sampel sel dari leher rahim dan menguji mereka untuk mencari perubahan yang dapat menunjukkan adanya kanker atau kondisi pra-kanker. Tes ini adalah metode skrining yang sangat efektif untuk mendeteksi perubahan sel-sel abnormal pada serviks.
text
2. Tes HPV
Dalam beberapa kasus, dokter juga akan melakukan tes HPV untuk mencari keberadaan Human Papillomavirus (HPV). Tes ini dapat dilakukan bersamaan dengan pap smear atau sebagai tindakan lanjutan jika hasil pap smear menunjukkan adanya perubahan sel yang mencurigakan. HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kanker serviks, dan mendeteksinya dapat membantu dokter menentukan risiko dan langkah-langkah pengobatan yang sesuai.
text
3. Kolposkopi
Jika hasil pap smear atau tes HPV menunjukkan adanya perubahan sel yang mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan kolposkopi. Prosedur ini melibatkan penggunaan alat khusus bernama kolposkop untuk memeriksa serviks, vagina, dan vulva secara seksama dengan bantuan cahaya dan lensa khusus. Kolposkopi memungkinkan dokter untuk melihat dengan lebih jelas area yang mencurigakan.
text
4. Biopsi
Jika kolposkopi mengidentifikasi area yang mencurigakan, dokter akan melakukan biopsi. Selama prosedur ini, dokter akan mengambil sampel kecil jaringan dari area yang mencurigakan untuk dianalisis di laboratorium. Hasil biopsi ini akan membantu dokter memastikan apakah sel-sel tersebut bersifat kanker atau tidak.
text
5. Tes Pencitraan
Jika hasil biopsi mengkonfirmasi adanya kanker serviks, langkah selanjutnya melibatkan tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau positron emission tomography (PET) scan. Tes ini dilakukan untuk menentukan sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain, proses yang disebut metastasis. Informasi ini penting untuk merencanakan strategi pengobatan yang efektif.
Baca juga Mengenal Ancaman Serius bagi Kesehatan Kanker Paru-Paru
text
Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan kanker serviks bervariasi tergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien. Pengobatan bisa melibatkan kemoterapi, radioterapi, bedah, atau kombinasi dari ketiganya. Namun, kesembuhan memiliki peluang lebih tinggi jika kanker terdeteksi pada tahap awal.
Pencegahan melalui vaksinasi juga sangat penting. Wanita disarankan untuk menjalani vaksin HPV sejak usia 10 tahun, sebelum terpapar risiko infeksi. Selain itu, saringan kanker serviks secara teratur sejak usia 21 tahun atau setelah menikah dapat membantu mendeteksi dan mengobati penyakit ini sejak dini.
Kanker serviks merupakan ancaman serius bagi kesehatan wanita di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Deteksi dini melalui tes rutin dan vaksinasi adalah senjata terbaik dalam melawan penyakit mematikan ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan pengobatan, diharapkan angka kematian akibat kanker serviks dapat dikurangi, memberikan harapan bagi ribuan wanita untuk hidup sehat dan bahagia.