Deep Vein Thrombosis (DVT), Kondisi Pembekuan Darah yang Perlu Diwaspadai
-
Admin
- 11/09/2023
- Health Tips
wellcareforyou - Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam adalah kondisi serius yang dapat terjadi ketika darah menggumpal di dalam pembuluh darah vena yang dalam. Biasanya, DVT terbentuk di pembuluh darah paha atau betis, tetapi dapat terjadi di berbagai bagian tubuh lainnya.
Gumpalan darah terbentuk ketika darah mengalami proses koagulasi, mengubahnya dari bentuk cair menjadi bentuk padat. Biasanya, koagulasi terjadi sebagai respons alami tubuh terhadap luka atau cedera untuk menghentikan perdarahan. Namun, pada DVT, penggumpalan darah terjadi di dalam vena, menghambat aliran darah normal. Jika gumpalan darah ini tidak diobati, ia dapat terlepas dan berpindah melalui aliran darah, berpotensi menyumbat pembuluh darah arteri di paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan bahkan kematian.
Penyebab Deep Vein Thrombosis
Trombosis vena dalam dapat dipicu oleh berbagai kondisi atau penyakit yang mengganggu aliran darah normal atau meningkatkan risiko penggumpalan darah. Ada tiga faktor utama yang dapat menyebabkan DVT
Kerusakan pada pembuluh darah vena.
Gangguan aliran darah di pembuluh darah vena.
Kondisi darah yang lebih mudah membentuk gumpalan (hiperkoagulabilitas).
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami DVT meliputi
Usia di atas 60 tahun.
Kebiasaan merokok.
Penggunaan narkotika jenis suntik.
Penggunaan obat kemoterapi.
Kondisi genetik yang mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku, seperti Factor V Leiden, sindrom nefrotik, dan sindrom antifosfolipid.
Perjalanan panjang dengan mobil, kereta, atau pesawat yang menyebabkan kurangnya gerakan kaki.
Lama mengalami tirah baring, kelumpuhan, atau penyakit yang menghambat aktivitas kaki dalam jangka waktu lama.
Riwayat serangan jantung, gagal jantung, kanker, radang usus, kelebihan berat badan, atau obesitas.
Riwayat operasi pada pembuluh darah vena, seperti operasi jantung, perut, atau penggantian lutut dan panggul.
Riwayat cedera pada bagian bawah tubuh, seperti patah tulang paha, tulang kaki, atau tulang panggul.
Penyakit yang mempengaruhi fungsi pembuluh darah, seperti vaskulitis dan varises.
Kenaikan kadar hormon estrogen, seperti selama kehamilan, setelah melahirkan, penggunaan pil KB, atau terapi penggantian hormon estrogen.
Riwayat DVT atau emboli paru baik dalam keluarga maupun pada diri sendiri.
Penyempitan pada pembuluh darah belakang paha (popliteal artery entrapment syndrome atau PAES).
Gejala Deep Vein Thrombosis
Dalam beberapa kasus, DVT mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul akibat DVT meliputi
Perasaan hangat pada tungkai yang terkena DVT.
Nyeri yang memburuk saat menekuk kaki.
Bengkak pada satu tungkai, terutama di bagian betis.
Kram yang biasanya dimulai di betis, terutama pada malam hari.
Perubahan warna kulit kaki menjadi pucat, merah, atau lebih gelap dari biasanya.
Kapan Harus Menghubungi Dokter
Jika Anda mengalami gejala-gejala DVT yang telah disebutkan di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Jika DVT tidak segera diobati, gumpalan darah dapat mencapai paru-paru dan menyumbat pembuluh darah di sana. Kondisi ini dikenal sebagai emboli paru, yang merupakan kondisi medis darurat dengan gejala-gejala berikut
Batuk berdarah.
Peningkatan denyut nadi.
Sesak napas atau pernapasan yang pendek tiba-tiba.
Nyeri dada yang intens saat batuk atau mengambil napas dalam-dalam.
Pusing dan rasa ingin pingsan.
Baca juga Terapi dan Pencegahan Pengobatan Deep Vein Thrombosis
Diagnosis Deep Vein Thrombosis
Untuk mendiagnosis DVT, dokter akan memeriksa gejala dan riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan pada area yang terkena gejala dan bengkak. Selanjutnya, dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes, termasuk
Tes darah - Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar D-dimer dalam darah. Kadar D-dimer yang tinggi dapat mengindikasikan kemungkinan adanya DVT.
USG Doppler - Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah aliran darah normal atau terhambat akibat gumpalan darah.
Venografi - Prosedur ini menggunakan sinar-X dengan pewarna kontras untuk menentukan lokasi aliran darah yang terhalang oleh gumpalan darah dalam pembuluh darah vena.
MRI - Pemindaian dengan MRI digunakan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang pembuluh darah vena dan juga dapat mendeteksi gangguan lain yang mungkin ada di sekitar pembuluh darah yang terkena.
Dalam kasus Deep Vein Thrombosis, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius yang dapat terjadi. Oleh karena itu, jika Anda memiliki faktor risiko atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan perawatan yang diperlukan.