Bagaimana Cara Dokter Diagnosis Myasthenia Gravis
-
Admin
- 29/09/2023
- Health Tips
wellcareforyou - Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem saraf dan otot. Pada MG, sistem kekebalan tubuh menyerang reseptor asetilkolin di otot, mengganggu komunikasi antara saraf dan otot. Hal ini menyebabkan otot menjadi lemah dan cepat lelah. Diagnosis MG melibatkan serangkaian pemeriksaan klinis dan tes medis untuk memahami gejala, menyingkirkan kemungkinan penyebab lain, dan merencanakan pengobatan yang tepat.
Proses Diagnosis
Wawancara dan Riwayat Medis: Dokter akan mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami oleh pasien serta riwayat kesehatannya. Gejala yang umum meliputi kelemahan otot, kesulitan bernapas, dan kelopak mata yang turun.
Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda kelemahan otot, terutama pada otot-otot yang digunakan untuk mengunyah, menelan, dan bernapas. Kelainan pada kelopak mata juga dapat diamati.
Pemeriksaan Saraf
Pemeriksaan saraf dilakukan untuk menguji respons otot terhadap sinyal saraf, mengukur refleks tubuh, dan memeriksa keseimbangan serta koordinasi gerakan.
Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi yang menganggu transmisi sinyal saraf-otot.
Elektromiografi (EMG)
EMG mengukur aktivitas listrik dalam otot ketika otot berkontraksi dan saat beristirahat. Tes ini membantu mengidentifikasi gangguan dalam transmisi saraf-otot.
Tes Stimulasi Saraf Repetitif
Tes ini melibatkan memberikan serangkaian rangsangan elektrik pada saraf untuk melihat apakah otot tetap merespons dengan benar setelah rangsangan berulang-ulang.
Pemindaian
Pemindaian menggunakan teknologi seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT scan (Computed Tomography) digunakan untuk memeriksa otak, saraf, dan otot secara rinci. Ini membantu mendeteksi kelainan atau tumor yang mungkin mempengaruhi fungsi saraf dan otot.
Pengobatan Myasthenia Gravis
Meski belum ada obat yang dapat menyembuhkan MG secara permanen, terdapat berbagai pengobatan yang dapat membantu meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita
Obat-Obatan
Penghambat Kolinesterase: Contohnya pyridostigmine dan neostigmine, digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan pergerakan otot.
Kortikosteroid
Seperti prednisone, untuk menghambat sistem kekebalan tubuh yang memproduksi antibodi.
Obat Imunosupresif
Seperti azathioprine, ciclosporin, methotrexate, dan tacrolimus, untuk menekan sistem kekebalan tubuh sehingga produksi antibodi dapat dikendalikan.
Imunoglobulin (IVIG)
Antibodi normal yang diberikan melalui infus untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh.
Antibodi Monoklonal
Contohnya rituximab, yang diberikan melalui infus untuk meredakan gejala yang tidak merespons pengobatan lain.
Plasmaferesis
Proses pembuangan plasma darah dengan mesin khusus untuk menghilangkan antibodi yang dapat merusak otot.
Operasi
Jika penderita mengalami pembesaran kelenjar timus, tindakan operasi, disebut timektomi, dapat dilakukan untuk mengangkat kelenjar tersebut. Namun, operasi ini biasanya dianjurkan untuk pasien di atas 60 tahun.
Komplikasi MG
Komplikasi yang paling berbahaya dari MG adalah myasthenic crisis. Kondisi ini terjadi ketika otot-otot pernapasan menjadi terlalu lemah untuk mendukung pernapasan normal, dapat menyebabkan sesak napas hingga berhenti bernapas. Myasthenic crisis bisa dipicu oleh stres, infeksi saluran pernapasan, atau setelah prosedur operasi.
Selain itu, penderita MG juga memiliki risiko tinggi terkena penyakit autoimun lain seperti tirotoksikosis, lupus, dan rheumatoid arthritis.
Baca juga Penyebab, Gejala, dan Diagnosis Kanker Ovarium
Pencegahan MG
Saat ini, belum ada cara untuk mencegah MG. Namun, penderita dapat mengambil beberapa tindakan untuk mengelola gejalanya dan menjaga kualitas hidupnya, seperti mencuci tangan dengan benar, menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, menjaga aktivitas fisik yang seimbang, mengatur suhu tubuh dengan baik, mengendalikan stres dengan metode relaksasi, serta menjaga pola tidur yang cukup.
Penting untuk penderita MG dan keluarganya untuk berkolaborasi dengan dokter untuk merencanakan pengobatan dan manajemen penyakit yang tepat guna mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Semua langkah di atas dapat membantu penderita MG mengatasi tantangan yang dihadapinya.